Data pasar tenaga kerja Inggris untuk tiga bulan hingga Mei menunjukkan kembali turunnya jumlah karyawan bergaji, serta kenaikan tingkat pengangguran. Ekonomi Inggris kehilangan 25.000 pekerjaan di Mei dan 41.000 di Juni, sehingga total kehilangan pekerjaan di Inggris dalam setahun terakhir mencapai 178.000, angka yang pasti membuat pemerintah tidak nyaman.
Ini bukan berarti semua orang keluar dari angkatan kerja; mereka mungkin bekerja secara informal, membuka usaha sendiri, atau menjadi kontraktor. Namun, dalam tiga bulan hingga Mei, tingkat pengangguran naik ke 4,7%, tertinggi sejak 2021. Kenaikan pengangguran yang terus-menerus ini menjadi sinyal tambahan bahwa ekonomi Inggris melemah dan bisa menjadi “sick man of Europe.”
Mulai berinvestasi sekarang atau coba demo
Buat Akun DOWNLOAD APLIKASI SELULER DOWNLOAD APLIKASI SELULERPertumbuhan Lapangan Kerja yang Luas
Banyak sektor di Inggris mengalami kehilangan pekerjaan sejak Juni tahun lalu. Sektor akomodasi & layanan makanan mengalami penurunan terbesar, disusul oleh sektor administrasi & layanan pendukung, informasi & komunikasi, manufaktur, serta konstruksi. Sebaliknya, sektor keuangan & asuransi serta kesehatan & pekerjaan sosial mencatatkan peningkatan terbesar dalam jumlah karyawan bergaji setahun terakhir.
Penurunan Angka Inaktivitas Menjadi Sisi Positif
Tidak ada indikasi dari laporan hari ini bahwa pasar tenaga kerja akan pulih dalam waktu dekat. Meskipun jelas ada perlambatan, ada beberapa titik cerah. Angka inaktivitas turun menjadi 21%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya dan setahun lalu. Walau masih di atas level pra-pandemi, tren penurunannya terlihat jelas. Seiring dengan itu, tingkat pekerjaan naik menjadi 75,2% pada kuartal ini.
Anehnya, angka inaktivitas turun di saat angka pengangguran naik, mungkin ini menandakan aktivitas pasar tenaga kerja Inggris perlahan kembali normal pasca-pandemi.
Data Upah Tak Akan Menghambat Pemangkasan Suku Bunga
Data upah (di luar bonus) turun tipis di Mei. Pertumbuhan upah (tanpa bonus) naik 5% YoY, sedangkan di sektor swasta 4,9% — ini level terendah sejak 2022 namun masih tinggi secara historis. Namun, setelah disesuaikan dengan inflasi, pertumbuhan upah ini berada di bawah target inflasi 2% BOE, sehingga tidak menjadi penghalang bagi kebijakan pemangkasan suku bunga.
Dolar Menguat Setelah Trump Tak Jadi Pecat Powell
Pound melemah setelah rilis data ini, meski masih bertahan lebih baik dibanding mata uang G10 lainnya, sementara dolar AS terus menguat. Dolar naik setelah Donald Trump membatalkan ancaman untuk memecat Ketua The Fed Jerome Powell.
Potret Buruk Ekonomi Inggris, Obligasi Mulai Ditinggalkan Investor
Imbal hasil obligasi Eropa naik, namun imbal hasil Inggris naik lebih cepat dibanding negara Eropa lain. Kenaikan ini menunjukkan investor mulai menghindari obligasi Inggris setelah serangkaian data buruk kontraksi GDP, inflasi naik, dan pasar tenaga kerja melemah. Situasi ini berpotensi membuat obligasi Inggris underperform sepanjang musim panas.
Tetapi, kenaikan imbal hasil obligasi tidak mempengaruhi saham eropa. Saham Eropa justru menguat secara menyeluruh. Sentimen risiko terdorong oleh kabar bahwa Trump tidak akan memecat Powell dan akan menawarkan tarif 10-15% ke 150 negara, lebih rendah dari yang ditakutkan sebelumnya, meski tarif lebih tinggi tetap dikenakan untuk Kanada dan UE.