Baca selengkapnya

Bagaimana Cara Kerja Pasar Saham?

Topik terkait:
Waktu membaca: 15 Menit
Grafik perdagangan pasar saham yang detail, menampilkan berbagai tren dan fluktuasi data keuangan dari waktu ke waktu
Investasi saham mungkin terdengar sederhana, tapi bukan berarti itu mudah. Terutama bagi seseorang yang belum paham apa itu saham dan bagaimana bursa saham bekerja. Ingin tahu penjelasannya? Cari jawabannya di artikel ini.

Seperti yang pernah dikatakan Charlie Munger, investasi di pasar saham itu sederhana, tetapi tidak mudah. Jadi, bagaimana sebenarnya cara kerja pasar saham? Secara sederhana, pasar saham adalah tempat para investor membeli dan menjual saham perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga saham. Harga saham berfluktuasi berdasarkan permintaan dan penawaran (supply and demand) saat investor bereaksi terhadap berita positif atau negatif, dalam situasi tertentu dan pada waktu tertentu. Selama masa depan masih belum pasti, harga saham akan terus berfluktuasi: sejumlah perusahaan memperluas sektor bisnis baru, sementara perusahaan lain bangkrut atau terlupakan, meskipun dulu pernah menjadi "pemenang" di Wall Street.

Namun, setiap investor di pasar saham setidaknya harus memahami dasar-dasar cara kerja pasar saham dan sedikit tentang sejarahnya. Sejarah memang tidak benar-benar terulang, tetapi sejarah memiliki "rima", seperti yang pernah dikatakan Mark Twain. Memahami cara mulai berinvestasi di saham itu krusial, termasuk pentingnya menetapkan tujuan investasi dan memahami toleransi risiko, yang bergantung pada karakter, pendapatan, dan kondisi pribadi.

Artikel ini akan membantu Anda memahami hal-hal mendasar: bagaimana transaksi saham terjadi, bagaimana harga saham ditentukan, dan peran berbagai pelaku di pasar. Anda juga akan mempelajari tentang bursa saham (stock exchange), dan bagaimana Anda dapat mulai berinvestasi, memahami potensi keuntungan sekaligus risiko investasi, karena investasi sejak dulu, sekarang, dan nanti selalu mengandung risiko.

 

Key Takeaways

  • Saham merepresentasikan kepemilikan dalam sebuah perusahaan dan terbagi dalam dua jenis: saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock), yang mendukung strategi investasi berbeda.
  • Bursa saham memfasilitasi transaksi jual beli di sekuritas, menyediakan likuiditas, dan diatur oleh regulasi untuk melindungi investor.
  • Harga saham ditentukan oleh dinamika permintaan dan penawaran, dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kinerja perusahaan, dan peristiwa eksternal.
  • Perdagangan saham untuk pemula membutuhkan riset dan pemahaman yang mendalam tentang pasar modal. Strategi investasi pasif menggunakan reksa dana, indeks, dan ETF sering kali direkomendasikan untuk investor pemula

 

Memahami Dasar-Dasar Pasar Saham

Seorang pria mengamati grafik saham, mempertimbangkan peluang investasi berdasarkan data visualSumber Gambar: Adobe Stock Photos

Saham (stock), yang juga dikenal sebagai shares atau equity, merepresentasikan kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Saat Anda memiliki saham di sebuah bisnis, Anda pada dasarnya memegang sebagian kepemilikan perusahaan tersebut, yang memberi Anda klaim atas aset dan keuntungannya. Kepemilikan ini memungkinkan pemegang saham berpartisipasi dalam pertumbuhan dan keberhasilan perusahaan.

Begitu pula saat perusahaan mengalami kegagalan atau tren penurunan, biasanya harga saham jatuh. Investasi saham berarti membeli saham ekuitas di perusahaan dengan tujuan memperoleh manfaat dari pertumbuhan dan profitabilitasnya. Baik melalui saham individual maupun exchange-traded funds (ETF), investasi di pasar saham adalah bagian sentral dari strategi investasi yang kokoh.

Kejadian Bubble dan Krisis Pasar Saham yang Terkenal

Sepanjang sejarah, bubble pasar saham (merupakan kondisi di mana harga aset naik drastis jauh melampaui nilai intrinsiknya karena didorong oleh spekulasi berlebihan dan euforia investor, bukan oleh fundamental ekonomi yang sehat) telah memikat sekaligus menghancurkan investor, sering kali berujung pada kerugian finansial besar dan resesi ekonomi. Berikut tujuh bubble pasar saham paling terkenal sejak abad ke-17, beserta ringkasan kejatuhan yang mengakhiri masing-masing.

  1. Tulip Mania (1630s, Belanda)
    Gambaran umum: Sering dianggap sebagai bubble keuangan pertama yang tercatat, Tulip Mania melibatkan spekulatif atas umbi bunga tulip di Belanda. Harga meroket ketika investor membeli umbi bukan untuk dibudidayakan, tetapi semata-mata demi keuntungan.
    Kejatuhan: Bubble pecah pada tahun 1637 ketika pembeli tiba-tiba menghilang, menyebabkan harga anjlok lebih dari 90% hanya dalam hitungan minggu. Banyak investor bangkrut, meskipun dampak ekonomi keseluruhan pada perekonomian Belanda relatif terbatas.
  2. The South Sea Bubble (1720, Inggris)
    Gambaran umum: South Sea Company, sebuah joint-stock company Inggris, mendapatkan akses monopoli perdagangan di South Seas (Amerika Selatan). Harga saham naik tajam akibat spekulasi yang didorong janji keuntungan besar.
    Kejatuhan: Bubble pecah pada akhir 1720 ketika ternyata prospek bisnis perusahaan sangat dilebih-lebihkan. Kejatuhan ini menghancurkan banyak investor, termasuk tokoh terkenal seperti Sir Isaac Newton.
  3. The Mississippi Bubble (1720, Prancis)
    Gambaran umum: Mississippi Company yang didirikan John Law mendapatkan kendali atas perdagangan Prancis di Amerika Utara. Harga saham perusahaan melonjak saat demam spekulasi melanda Prancis, didorong oleh ekspansi jumlah uang beredar oleh Law.
    Kejatuhan: Bubble pecah ketika investor kehilangan kepercayaan, sehingga harga saham runtuh. Perekonomian Prancis terpukul berat, dan kepercayaan publik terhadap uang kertas terguncang selama beberapa dekade.
  4. The Railway Mania (1840s, Inggris)
    Gambaran umum: Railway Mania melibatkan spekulasi besar-besaran dalam saham kereta api, dengan investor bertaruh pada ekspansi cepat jaringan kereta di Inggris. Harga saham perusahaan kereta melonjak drastis dalam periode ini.
    Kejatuhan: Bubble pecah pada 1846 ketika biaya konstruksi meroket dan keuntungan tidak terwujud. Banyak perusahaan kereta api bangkrut dan investor menanggung kerugian berat, memicu pelemahan ekonomi yang lebih luas.
  5. The Florida Real Estate Bubble (1920s, AS)
    Gambaran umum: Land boom di Florida ditandai lonjakan spekulatif harga properti, didorong pemasaran agresif dan tingginya permintaan. Pembeli tergoda janji keuntungan dan sering membeli tanah tanpa pernah melihat lokasinya.
    Kejatuhan: Bubble pecah pada 1926 ketika serangkaian badai, kenaikan suku bunga, dan merosotnya permintaan menyebabkan nilai properti runtuh. Kejatuhan ini berkontribusi pada ketidakstabilan ekonomi menjelang Great Depression.
  6. The Dot-Com Bubble (Akhir 1990-an – Awal 2000-an, Global)
    Gambaran umum: Didorong euforia atas potensi internet, investor menggelontorkan dana ke startup teknologi dan perusahaan internet, mendorong valuasi ke level yang tidak berkelanjutan meski banyak perusahaan belum mencetak laba atau model bisnis yang viable.
    Kejatuhan: Bubble pecah pada 2000 ketika sentimen investor berbalik, memicu penurunan tajam harga saham teknologi. Indeks NASDAQ jatuh hampir 80%, menghapus triliunan nilai pasar dan menyebabkan perlambatan ekonomi global.
  7. The Housing Bubble (Pertengahan 2000-an, AS)
    Gambaran umum: Bubble perumahan didorong kredit mudah, pinjaman subprime (kredit yang diberikan kepada peminjam berisiko tinggi), dan spekulasi di sektor properti. Harga rumah di seluruh AS melonjak, dengan banyak pembeli berasumsi bahwa harga akan terus naik tanpa henti.
    Kejatuhan: Bubble pecah pada 2007–2008 ketika gagal bayar hipotek melonjak, menyebabkan harga rumah runtuh. Krisis keuangan yang menyusul memicu kegagalan bank secara luas, resesi global, dan hilangnya kekayaan dalam skala besar.

 

Bagaimana Harga Saham Ditentukan?

Konsep bursa saham, grafik gabungan banteng (bull) dan beruang (bear) dengan candlestickSumber Gambar: Adobe Stock Photos
 

Harga saham di pasar terutama ditentukan melalui proses lelang, di mana pembeli dan penjual memasang harga bid dan offer. Ketika jumlah pembeli lebih banyak daripada penjual, harga saham naik; sebaliknya, lebih banyak penjual daripada pembeli akan menekan harga turun. Semakin besar ekspektasi laba perusahaan, secara teori harga saham seharusnya semakin tinggi. Namun, ini bukan aturan pasti, karena kadang pasar tidak efisien: menjual saham terlalu murah (saat krisis, koreksi, dan crash), atau menilai terlalu tinggi (saat euforia, bubble).

  • Interaksi dinamis antara permintaan dan penawaran (supply and demand) ini merupakan aspek fundamental cara kerja pasar saham. Dalam skenario perdagangan saham, harga bid merepresentasikan berapa yang bersedia dibayar pembeli, sedangkan harga ask adalah berapa yang diinginkan penjual. Ketika kedua harga ini bertemu, transaksi terjadi.
  • Perbedaan antara harga bid dan ask, yang dikenal sebagai bid-ask spread, dapat berdampak signifikan pada biaya transaksi, terutama bagi trader aktif. Spread yang sempit biasanya menandakan likuiditas tinggi, sementara spread yang lebar menunjukkan likuiditas rendah.

Kondisi pasar dan volatilitas sangat mempengaruhi harga saham. Saat volatilitas tinggi, bid-ask spread melebar untuk mengompensasi risiko tambahan yang ditanggung market maker. Faktor eksternal seperti indikator ekonomi dan kinerja korporasi juga terus mempengaruhi harga saham.

 

Indeks Pasar Saham

Indeks pasar saham berguna untuk mengevaluasi kinerja sekelompok saham. Indeks menyediakan tolok ukur yang dapat digunakan investor untuk membandingkan kinerja portofolio mereka terhadap pasar secara keseluruhan.

  • Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 adalah dua indeks yang paling dikenal luas di Amerika Serikat. DJIA memperlihatkan kinerja 30 perusahaan besar AS, sementara S&P 500 merepresentasikan 500 perusahaan besar AS, berbobot kapitalisasi pasar.
  • Indeks seperti DJIA dan S&P 500 mencerminkan tren pasar yang lebih luas dan kondisi ekonomi. Indeks pasar lain yang juga sangat populer adalah Nasdaq 100, yang mengukur sentimen saham teknologi. Indeks membantu investor menilai kinerja pasar secara keseluruhan dan membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.
  • Selain itu, indeks sektor bisa berfokus pada sektor atau industri tertentu, memberikan informasi pada segmen pasar yang spesifik. Menggunakan reksa dana indeks atau ETF yang mereplikasi indeks-indeks ini adalah cara praktis untuk mendapatkan eksposur pasar yang luas maupun lebih terfokus. Melalui investasi berbasis indeks, investor dapat menikmati pertumbuhan pasar secara umum sambil mengurangi risiko yang terkait dengan pemilihan saham individual.
  • Indeks Asia terpenting meliputi Hang Seng Index (Hong Kong), Nikkei (Jepang), dan KOSPI (Korea Selatan). Indeks besar Eropa antara lain Euro Stoxx 50, DAX (Jerman), FTSE (Inggris), dan CAC40 (Prancis).

 

Mengapa Perusahaan Menerbitkan Saham (IPO)?

Perusahaan menerbitkan saham terutama untuk mengumpulkan modal demi berbagai kebutuhan bisnis, seperti ekspansi, riset dan pengembangan, serta biaya operasional. Proses ini dikenal sebagai Initial Public Offering (IPO), yaitu saat perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kali, sehingga memperoleh modal ekuitas dalam jumlah besar, hampir seperti "gratis". Semakin baik kondisi keuangan dan prospek bisnis perusahaan, semakin besar peluang debut saham yang positif. 

Dana yang diperoleh melalui IPO dapat menjadi faktor penentu bagi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. IPO juga pada dasarnya merupakan satu-satunya kesempatan bagi perusahaan untuk menggalang dana langsung dari investor pasar saham (calon pemilik). Beberapa perusahaan, biasanya yang dalam kondisi keuangan kurang sehat, kembali mengumpulkan modal dengan menerbitkan saham baru, yang hampir selalu menjadi pemicu sentimen negatif karena pasokan saham bertambah.

Bursa saham berperan penting dalam memfasilitasi proses penggalangan modal ini. Bursa menyediakan platform bagi perusahaan untuk menjual saham ke publik, mengakses basis investor potensial yang luas. Penerbitan saham sering dipilih startup dan perusahaan bertumbuh karena menghindarkan mereka dari utang dan kewajiban pembayaran bunga. Dengan menerbitkan saham, perusahaan dapat menarik beragam investor, mulai dari individu hingga dana institusional besar.

 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Kolase yang menggambarkan tren pasar global dan berita keuangan, menyoroti pembaruan dan analisis pasar sahamSumber Gambar: Adobe Stock Photos
 

Harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Indikator ekonomi yang lebih luas, seperti pertumbuhan PDB, tingkat pengangguran, atau penjualan ritel, memainkan peran penting dalam pergerakan harga saham. Selain itu, suku bunga yang diatur bank sentral juga berdampak langsung pada harga saham. Suku bunga yang lebih rendah umumnya mendorong kenaikan harga saham dengan membuat biaya pinjaman lebih murah dan meningkatkan belanja konsumen.

  • Salah satu penggerak terpenting harga saham adalah laba perusahaan dan ekspektasi baik dari perusahaan maupun pasar. Faktor spesifik perusahaan, termasuk hasil keuangan kuartalan dan peringkat kredit, memberikan gambaran tentang kesehatan dan stabilitas keseluruhan perusahaan.
  • Investor memantau indikator-indikator ini dengan cermat untuk menilai kinerja dan prospek masa depan perusahaan. Selain itu, pengumuman korporasi terkait kesepakatan besar baru atau bahkan perubahan kepemilikan signifikan dapat berdampak nyata pada harga saham perusahaan.
  • Faktor eksternal seperti ketidakstabilan politik, perang, bencana alam, dan aktivitas spekulatif dapat memicu fluktuasi harga saham jangka pendek. Tetap pertimbangkan faktor-faktor ini karena penting untuk menavigasi pasar saham dengan sukses, terutama bagi investor berorientasi jangka pendek dan menengah.
  • Memahami beragam faktor yang mempengaruhi harga saham membantu investor membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan mengembangkan strategi yang efektif. Penting untuk disadari bahwa terkadang "cukup baik" atau "cukup buruk" saja sudah cukup untuk menggerakkan harga saham naik atau turun, bahkan tanpa adanya informasi publik baru.

 

Peran Bursa Saham

Bursa saham adalah "jantung" pasar saham, menyediakan platform tempat broker dan trader membeli serta menjual sekuritas. Bursa berfungsi sebagai pasar sekunder, memungkinkan pemegang saham yang sudah ada memperjualbelikan saham mereka. Pasar saham besar seperti New York Stock Exchange (NYSE) dan Nasdaq memainkan peran penting dalam keuangan global, menjadi panggung utama aktivitas pasar dan indikator ekonomi. Bursa penting lain di luar New York antara lain London Stock Exchange, Frankfurt Stock Exchange, Paris Bourse, Tokyo Stock Exchange, Hong Kong Stock Exchange, dan Shenzhen Stock Exchange.

Bursa saham diatur oleh regulasi ketat untuk melindungi investor dan memastikan praktik perdagangan yang adil, seperti yang diatur oleh otoritas pasar modal dan lembaga sejenis securities and exchange commission. Kerangka ini mendorong etika dan kesetaraan, melindungi semua pelaku pasar. Selain itu, prinsip dasar pasar saham mencakup penyediaan likuiditas, memungkinkan investor menjual saham dengan cepat dan efisien. 

Dengan hadirnya platform perdagangan elektronik, dinamika bursa saham berevolusi, menjadikan transaksi lebih cepat dan lebih mudah diakses. Meski demikian, tujuan inti bursa saham tetap sama: memfasilitasi jual beli sekuritas dan mencerminkan kondisi ekonomi yang lebih luas melalui pergerakan harga saham, seiring perubahan sentimen pasar.

Sejarah Bursa Saham Tertua di Dunia

Amsterdam Stock Exchange, yang didirikan pada 1602 oleh Dutch East India Company (VOC), secara luas dianggap sebagai bursa saham tertua di dunia. Bursa ini adalah yang pertama memperdagangkan saham dan obligasi secara reguler, dan memperkenalkan banyak praktik keuangan yang masih digunakan hingga kini, seperti perdagangan opsi dan short selling.

VOC berdiri pada 1602, sering dianggap sebagai perusahaan terbesar dalam sejarah pasar saham jika disesuaikan dengan inflasi. Pada puncaknya, VOC bernilai lebih dari $7,9 triliun dalam dolar saat ini (2024), jauh melampaui korporasi modern seperti Microsoft yang bernilai sekitar $3,4 triliun. Perusahaan ii mendapatkan akses monopoli perdagangan Belanda di Asia, dengan operasi yang mencakup pelayaran, perdagangan rempah, dan pendirian pos-pos kolonial.

Skala Operasi VOC:

  • VOC memiliki tentara, angkatan laut, dan struktur administrasi sendiri, sehingga nyaris menjadi "negara di dalam negara"
  • Perusahaan ini mendominasi jalur perdagangan global dan berperan besar dalam perdagangan rempah, menguasai komoditas kunci seperti lada, pala, dan cengkih
  • Pada masa jayanya, VOC mempekerjakan puluhan ribu pekerja di seluruh dunia, mengoperasikan ratusan kapal, dan menghasilkan kekayaan besar bagi investornya

Kejatuhan perusahaan disebabkan kombinasi korupsi, meningkatnya persaingan, dan perubahan geopolitik, tetapi warisannya tetap menjadi bukti betapa kuatnya korporasi multinasional awal dalam membentuk perdagangan global.

Jenis-Jenis Saham: Common & Preferred

Saham dapat dikategorikan ke dalam dua jenis utama: saham biasa (common stocks) dan saham preferen (preferred stocks).

Saham biasa umumnya dilengkapi hak suara, memungkinkan pemegang saham mempengaruhi keputusan korporasi, seperti memilih dewan direksi. Meskipun pemegang saham biasa berada di urutan terakhir untuk menerima kompensasi jika terjadi likuidasi, mereka biasanya paling diuntungkan dari potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Saham preferen, di sisi lain, menawarkan dividen tetap dan volatilitas yang lebih rendah. Pemegang saham preferen menerima dividen sebelum pemegang saham biasa dan memiliki klaim lebih tinggi atas aset jika terjadi likuidasi. Bagi pemula, saham yang umum dipilih sering berupa reksa dana indeks dan saham blue-chip yang menawarkan stabilitas dan imbal hasil konsisten.

Baik saham biasa maupun preferen sama-sama memberikan kepemilikan fraksional dalam perusahaan. Namun, keduanya mendukung strategi investasi yang berbeda. Saham biasa ideal bagi investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang, sementara saham preferen menarik bagi mereka yang mengutamakan arus pendapatan stabil. Memahami perbedaan ini juga penting saat membangun portofolio terdiversifikasi yang selaras dengan tujuan keuangan.

 

Cara Berinvestasi Saham untuk Pemula

Berinvestasi di saham dapat dilakukan dengan beberapa cara, masing-masing dengan kelebihan dan pertimbangan sendiri.

  • Salah satu metode adalah memilih saham individual atau stock picking, berdasarkan analisis fundamental, teknikal, dan pertimbangan subjektif. Pendekatan ini memungkinkan strategi investasi yang sangat terarah, namun membutuhkan riset dan pengetahuan pasar yang mendalam.
  • Sebagai alternatif, banyak investor memilih exchange-traded funds (ETF) untuk mencapai diversifikasi. ETF menghimpun dana dari banyak investor untuk membeli campuran aset, sehingga menyebarkan risiko di berbagai instrumen. Reksa dana indeks, yang mereplikasi kinerja indeks pasar seperti S&P 500, sangat populer karena kesederhanaan dan biayanya yang relatif rendah.
  • Diversifikasi adalah komponen penting dari strategi investasi yang sukses. Dengan menyebar investasi ke berbagai kelas aset dan sektor, investor dapat mengurangi risiko investasi. ETF menawarkan diversifikasi "bawaan", menjadikannya pilihan yang baik dan populer bagi investor baru.

Investor pemula sebaiknya mulai berinvestasi dengan pemahaman yang jelas tentang tujuan keuangan dan toleransi risiko. Mereka tidak boleh menginvestasikan lebih dari yang sanggup mereka tanggung untuk rugi. Membuka rekening efek dan mengeksplorasi berbagai opsi investasi, termasuk rencana investasi berkala, dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk perjalanan investasi yang berisiko dan volatil.

 

Risiko dan Imbal Hasil dalam Investasi Saham

Tombol merah dan putih dengan tanda seru merah mencolok, menunjukkan urgensi atau peringatan
 

Menyeimbangkan risiko dan imbal hasil adalah hal mendasar dalam investasi saham. Investor harus menilai toleransi risiko mereka untuk menentukan jenis investasi yang sesuai. Rasio risiko-imbalan (risk-reward ratio), yang dihitung dengan membagi potensi laba bersih dengan potensi kerugian maksimum, adalah alat evaluasi yang berguna. Sebagai contoh, berinvestasi di perusahaan dengan leverage tinggi sangatlah berisiko (dengan kemungkinan kegagalan total dan kebangkrutan), sehingga investor sewajarnya menuntut potensi imbal hasil yang lebih tinggi untuk menanamkan modal di saham semacam itu.

Investor profesional sering menargetkan rasio risiko-imbalan minimal 1:2, dengan harapan memperoleh $2 untuk setiap $1 yang dikeluarkan. Pendekatan ini membantu pengambilan keputusan investasi yang lebih rasional dengan menyeimbangkan potensi keuntungan dan kerugian. Strategi seperti stop-loss orders dapat membatasi kerugian dan membantu mengelola risiko secara efektif. Namun, dalam investasi, tingkat justifikasi fundamental juga penting; investor tidak seharusnya langsung kehilangan keyakinan hanya karena harga saham turun, jika analisis dasarnya masih dianggap benar.

Mendiversifikasi investasi secara geografis, lintas sektor, dan membangun portofolio "all weather" dari aset-aset yang tidak berkorelasi namun menawarkan potensi pertumbuhan adalah strategi lain untuk mengelola risiko dan meningkatkan imbal hasil. Kontribusi rutin, yang dikenal sebagai dollar-cost averaging, dapat membantu meredam dampak volatilitas pasar. Dengan memahami dan mengelola risiko, investor dapat membuat keputusan yang lebih percaya diri dan terinformasi. Namun, risiko tidak dapat dihilangkan dalam berinvestasi, dan bahkan investor terkenal dan sukses sekalipun mencatat banyak kesalahan investasi.

 

Biaya Investasi dan Monitoring Portofolio

Investasi saham melibatkan berbagai biaya yang dapat mempengaruhi total imbal hasil. Namun, beberapa broker menawarkan perdagangan bebas biaya. Reksa dana juga memiliki expense ratio, yaitu biaya pengelolaan dana yang dinyatakan sebagai persentase tahunan dari total aset yang dikelola. ETF adalah alternatif paling umum, biasanya dengan biaya yang jauh lebih rendah (TER - Total Expense Ratio).

Meminimalkan biaya dapat dilakukan dengan memilih broker tanpa biaya transaksi dan reksa dana indeks berbiaya rendah. Memahami dan mengelola biaya yang terkait dengan investasi saham membantu meningkatkan imbal hasil dan mencapai tujuan keuangan secara lebih efisien.

Memantau investasi secara berkala biasanya memastikan portofolio tetap selaras dengan tujuan keuangan. Namun, sebagian investor berorientasi jangka panjang justru memilih untuk tidak terus-menerus memeriksa portofolionya. Mengeceknya beberapa kali dalam setahun membantu menghindari perilaku obsesif dan keputusan emosional.

 

Kesimpulan

Memahami pasar saham sangat penting bagi siapa pun yang ingin menumbuhkan kekayaan dan mengamankan masa depan finansial. Namun, pasar ini penuh resiko karena harga saham sangat volatil. Mulai dari mempelajari berbagai jenis saham dan peran bursa, hingga memahami bagaimana harga saham ditentukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakannya, panduan ini membahas dasar-dasar pasar saham secara menyeluruh.

Investasi saham menawarkan berbagai jalur, mulai dari saham individual hingga reksa dana dan ETF, masing-masing dengan kelebihan dan risikonya sendiri. Stock trading, yang melibatkan aktivitas jual beli saham aktif untuk memanfaatkan fluktuasi harga jangka pendek, membutuhkan riset dan dedikasi yang besar, dan berbeda dari strategi investasi jangka panjang yang lebih tradisional.

Dengan menerapkan strategi untuk menyeimbangkan risiko dan imbal hasil, mengelola biaya, dan memantau investasi secara berkala, investor dapat menavigasi kompleksitas pasar saham dengan lebih efektif. Pengetahuan, persiapan, serta kesadaran risiko adalah kunci sukses berinvestasi saham. Ada alasan mengapa perusahaan publik dapat dinilai berdasarkan discounted cash flows masa depan dan ukuran finansial lainnya. Tujuan utama setiap investor seharusnya adalah mengamankan pertumbuhan portofolio, dengan risiko yang tetap terkontrol.

Gambar berulang yang menampilkan kata ‘FAQ’ dalam pola berulang, menekankan pertanyaan yang sering diajukan
 

 

FAQ

Ada dua jenis utama saham: saham biasa (common stocks), yang memberikan hak suara dan potensi pertumbuhan jangka panjang lebih tinggi, dan saham preferen (preferred stocks), yang menawarkan dividen tetap dan umumnya lebih tidak volatil. Memahami perbedaan antara saham biasa dan saham preferen krusial untuk membuat keputusan investasi yang tepat

Bursa saham berfungsi sebagai platform yang diatur untuk perdagangan sekuritas, menyediakan likuiditas dan perlindungan bagi investor sekaligus mencerminkan kondisi ekonomi secara umum melalui pergerakan harga. Regulasi bursa membantu menjaga pasar yang adil dan tertib bagi semua peserta pasar saham.

Harga saham sangat dipengaruhi oleh indikator ekonomi, faktor spesifik perusahaan seperti hasil keuangan dan peringkat kredit, faktor eksternal seperti ketidakstabilan politik, serta aktivitas perdagangan spekulatif. Memahami elemen-elemen yang mempengaruhi harga saham ini dapat membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.

Biaya yang terkait dengan investasi saham mencakup biaya transaksi, expense ratio reksa dana, load fee, biaya kustodian untuk rekening pensiun, dan biaya jasa penasihat. Meminimalkan biaya-biaya investasi ini penting untuk meningkatkan imbal hasil investasi secara keseluruhan.

Anda sebaiknya memantau investasi beberapa kali dalam setahun untuk menghindari kebiasaan memeriksa secara kompulsif. Pendekatan ini memungkinkan Anda tetap terinformasi tentang kinerja portofolio sambil mempertahankan fokus pada tujuan keuangan jangka panjang.

Bergabunglah dengan lebih dari 2.000.000 investor XTB dari seluruh dunia

Instrumen keuangan yang kami tawarkan, khususnya derivatif, berisiko tinggi. Saham Fraksional (FS) merupakan hak fidusia yang diperoleh dari XTB atas bagian saham fraksional dan ETF. FS bukanlah instrumen keuangan yang terpisah. Hak korporasi yang terbatas dikaitkan dengan FS.
Instrumen keuangan yang kami tawarkan, khususnya derivatif, berisiko tinggi. Saham Fraksional (FS) merupakan hak fidusia yang diperoleh dari XTB atas bagian saham fraksional dan ETF. FS bukanlah instrumen keuangan yang terpisah. Hak korporasi yang terbatas dikaitkan dengan FS.