Baca selengkapnya

Dividen: Apa Itu dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Waktu membaca: 10 Menit
Koin emas berjatuhan dari atas, menciptakan efek berkilau saat turun
Dunia modern terus berubah dan investor secara siklikal berpindah dari saham dividen ke saham growth. Apakah investasi dividen masih layak? Bagaimana menjelaskan dividen, apa itu dividend aristocrats atau tanggal-tanggal penting dividen? Baca artikel ini untuk mengetahui jawabannya.

Penasaran bagaimana investasi Anda bisa menghasilkan arus pendapatan yang stabil? Itulah dunia dividen. Bayangkan menerima pembayaran hanya karena Anda memegang saham sebuah perusahaan. Itulah kekuatan dividen saham. Namun seperti investasi lainnya, dividen juga mengandung risiko. Dalam panduan ini, kita akan mengurai apa itu dividen, menjelaskan cara kerjanya, dan menunjukkan mengapa dividen menjadi komponen penting dalam strategi investasi yang sukses.

Baik Anda investor berpengalaman maupun baru mulai, memahami dividen dapat membantu membangun portofolio yang lebih kokoh dan dalam banyak kasus lebih menghasilkan. Bayangkan dunia di mana investasi sahammu bukan hanya tumbuh nilainya seiring waktu, tetapi juga membayar pendapatan rutin, bahkan di masa ekonomi tidak menentu. Kedengarannya seperti mimpi, tapi ada perusahaan yang membayar dividen lebih dari dua dekade. Mari kita selami dan temukan bagaimana membuat uangmu bekerja lebih keras.

 

Poin Penting

  • Definisi: Dividen adalah bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
  • Jenis-jenis: Dividen dapat berupa tunai, tambahan saham, atau aset lainnya
  • Signifikansi: Dividen memberikan pendapatan rutin bagi investor dan menjadi salah satu tanda kesehatan finansial perusahaan
  • Dividend Yield: Rasio kunci untuk menilai saham pembayar dividen, menunjukkan pendapatan dividen tahunan relatif terhadap harga saham
  • Dividend Investing: Strategi yang berfokus pada pembelian saham yang secara rutin membayar dividen tinggi

 

Apa Itu Dividen dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Tumpukan koin emas mengilap yang tersusun rapi, memantulkan cahaya dan menonjolkan kilau metaliknyaSumber Gambar: Adobe Stock Photos

Dividen adalah pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada para pemegang saham, biasanya sebagai distribusi laba. Ketika perusahaan menghasilkan laba, ia dapat menggunakannya kembali ke bisnis, membayar utang, atau membagikannya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Dividen sering dibayarkan secara kuartalan, tetapi juga bisa diterbitkan secara bulanan, tahunan, atau pada interval tidak teratur. Dividen bisa berbentuk pembayaran kas, tambahan saham, atau aset lain.

Jenis-Jenis Dividen

  1. Cash Dividends (Dividen Tunai)
    Bentuk paling umum, di mana pemegang saham menerima pembayaran dalam bentuk kas.
  2. Stock Dividends (Dividen Saham)
    Pemegang saham menerima tambahan lembar saham perusahaan.
  3. Special Dividends (Dividen Khusus)
    Pembayaran satu kali yang dilakukan perusahaan, biasanya karena periode laba yang sangat kuat.
  4. Property Dividends (Dividen Properti)
    Jarang terjadi, tetapi kadang perusahaan membagikan aset selain kas atau saham.

Bagaimana Cara Kerja Dividen?

Untuk menerima dividen, Anda harus memiliki saham perusahaan yang membayar dividen tersebut. Ketika perusahaan mengumumkan dividen, mereka menetapkan record date yang menentukan siapa saja pemegang saham yang berhak menerima dividen. Pemegang saham yang memiliki saham pada atau sebelum ex-dividend date (biasanya dua hari kerja sebelum record date) berhak atas dividen.

Perusahaan kemudian akan membagikan dividen pada payment date, dengan cara mengkreditkan kas ke rekening broker pemegang saham atau memberikan tambahan saham.

Total Imbal Hasil S&P 500 vs Dividend Aristocrats: Perbandingan sejak Januari 2016 (ROI dalam %)

Grafik yang menampilkan harga rata-rata pasar saham dalam periode waktu tertentu, menggambarkan tren dan fluktuasiSejak 2016 hingga 2024, saham dividen (iShares US Dividend Aristocrats ETF) tertinggal di belakang S&P 500. Informasi ini tidak menjamin kinerja atau hasil investasi di masa mendatang. Segala keputusan trading sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu.Sumber: XTB Research, Bloomberg Finance L.P.
 

 

Strategi Dividend Investing 

Dividend investing adalah strategi yang berfokus pada pembelian saham (atau ETF) yang secara rutin membayar dividen. Pendekatan ini dapat memberikan arus pendapatan yang stabil, sangat penting bagi pensiunan atau mereka yang mencari passive income. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam investasi dividen antara lain:

  • Dividend History: Perusahaan dengan riwayat panjang membayar dan menaikkan dividen
  • Dividend Yield: Pastikan yield menarik tetapi tetap berkelanjutan
  • Payout Ratio: Proporsi laba yang dibayarkan sebagai dividen. Rasio yang lebih rendah biasanya menunjukkan ruang untuk pertumbuhan dividen
  • Financial Health: Perusahaan dengan neraca kuat dan arus kas yang konsisten

Apa Itu Dividend Yield?

Dividend yield adalah rasio keuangan yang menunjukkan berapa banyak dividen yang dibayarkan perusahaan setiap tahun relatif terhadap harga sahamnya. Dihitung dengan membagi dividen tahunan per saham dengan harga saham per lembar. Yield yang lebih tinggi mengindikasikan potensi imbal hasil dividen yang lebih besar semata dari pembayaran dividen.

Manfaat Dividend Investing

  1. Menghasilkan Pendapatan (Menghasilkan Pendapatan) Pendapatan rutin dari dividen memberikan arus kas yang konsisten.
  2. Imbal Hasil Majemuk (Imbal Hasil Majemuk) Menginvestasikan kembali dividen dapat menghasilkan pertumbuhan majemuk seiring waktu.
  3. Volatilitas Lebih Rendah (Volatilitas Lebih Rendah) Saham pembayar dividen biasanya memiliki volatilitas harga yang lebih rendah.
  4. Total Imbal Hasil (Total Imbal Hasil) Kontribusi terhadap total return melalui apresiasi harga saham dan dividen.

 

5 Risiko Investasi Dividen

Investasi dividen dianggap lebih defensif dibanding saham growth, tetapi jelas bukan bebas risiko.

  1. Pemotongan atau Penghentian Dividen
    Risiko: Perusahaan dapat mengurangi atau menghentikan pembayaran dividen karena kesulitan keuangan, resesi, atau perubahan strategi bisnis.
    Dampak: Pemotongan dividen dapat sangat memengaruhi pendapatan yang diharapkan dan mengindikasikan potensi masalah mendasar pada prospek valuasi perusahaan, yang kemudian bisa menekan harga saham.

  2. Penurunan Harga Saham
    Risiko: Harga saham perusahaan pembayar dividen bisa tetap turun meski kebijakan dividennya kuat. Penyebabnya bisa berupa kinerja inti bisnis yang melemah atau prospek ekspansi yang terbatas.
    Dampak: Bahkan kebijakan dividen yang "aristokratik" mungkin tidak cukup untuk membuat saham perusahaan menarik bagi investor. Dividen biasanya menjadi faktor yang lebih penting pada perusahaan value dibanding growth, di mana perusahaan growth lebih fokus menanamkan kembali modal daripada membayar pemegang saham.

  3. Risiko Suku Bunga
    Risiko: Kenaikan suku bunga dapat membuat saham dividen kurang menarik dibanding instrumen pendapatan tetap lain seperti obligasi.
    Dampak: Suku bunga yang lebih tinggi dapat mendorong investor memindahkan dana dari saham dividen, yang bisa menekan harga dan menurunkan permintaan atas saham-saham tersebut.

  4. Risiko Pasar
    Risiko: Saham pembayar dividen tetap terpapar volatilitas pasar secara keseluruhan dan juga siklus ekonomi.
    Dampak: Resesi, crash pasar, atau penurunan di sektor tertentu dapat menyebabkan penurunan besar pada nilai saham pembayar dividen, memengaruhi baik modal (harga saham) maupun pendapatan (karena laba menurun).

  5. Risiko Inflasi
    Risiko: Inflasi dapat mengikis daya beli pembayaran dividen, terutama jika dividen tidak meningkat seiring atau melampaui laju inflasi.
    Dampak: Investor yang mengandalkan pendapatan dividen bisa mendapati bahwa hasil riilnya tidak sebanding dengan kenaikan biaya hidup, sehingga mengurangi nilai riil pendapatan dari waktu ke waktu.

 

Apa Itu Dividend Aristocrats?

Mahkota emas yang diletakkan di atas tumpukan koin berkilau, melambangkan kekayaan dan "royalti"Sumber Gambar: Adobe Stock Photos
 

Dividend Aristocrats adalah kelompok perusahaan terpilih dalam indeks S&P 500 yang tidak hanya secara konsisten membayar dividen, tetapi juga telah menaikkan pembayaran dividen mereka selama minimal 25 tahun berturut-turut.

Rekam jejak stabilitas dan pertumbuhan ini menjadikan mereka favorit di kalangan investor yang mencari pendapatan andal dan pertumbuhan jangka panjang. Namun tidak ada jaminan bahwa perusahaan mana pun akan terus mempertahankan pertumbuhan atau pembayaran dividen. Rekam jejak jangka panjang lebih merupakan sinyal bahwa perusahaan berkomitmen pada strategi ini dan bertekad mempertahankannya.

  • Consistency (Konsistensi) Perusahaan yang memenuhi syarat sebagai Dividend Aristocrats telah menunjukkan kemampuannya menghasilkan laba stabil dan mengembalikan nilai kepada pemegang saham, bahkan di masa sulit.
  • Kesehatan Finansial Perusahaan-perusahaan ini biasanya memiliki neraca yang kuat, arus kas yang kokoh, dan praktik manajemen yang disiplin, yang mendukung kemampuan mereka mempertahankan dan menumbuhkan dividen.
  • Predictable Dividends (Dividen yang Dapat Diprediksi) Dividend Aristocrats memberikan aliran pendapatan yang dapat diprediksi bagi investor, sangat menarik bagi pensiunan atau pencari pendapatan pasif.
  • Inflation Hedge (Lindung Nilai Inflasi) Kenaikan dividen secara berkala membantu melindungi daya beli dengan menyesuaikan pendapatan terhadap inflasi.
  • Capital Appreciation (Apresiasi Modal) Selain pendapatan dividen, saham Dividend Aristocrats sering mengalami apresiasi harga, memberikan manfaat ganda bagi investor. Namun hal ini tidak bisa dijamin; perusahaan bisa saja membayar dividen menarik sementara harga sahamnya turun.
  • Compounding Growth (Pertumbuhan Majemuk) Menginvestasikan kembali dividen dapat menghasilkan imbal hasil majemuk dari waktu ke waktu, yang secara signifikan meningkatkan pertumbuhan investasi. Di sisi lain, sebagian investor dividen menilai investasi di perusahaan dividen sebagai lebih "aman" dibanding bisnis growth, di mana seluruh laba biasanya ditanamkan kembali.
  • Defensive Qualities (Kualitas Defensif) Dividend Aristocrats cenderung kurang volatil dibanding saham non-dividen, karena pembayaran rutin mereka menarik investor jangka panjang dan menjadi penyangga saat fluktuasi pasar.
  • Market Resilience (Ketahanan Pasar) Perusahaan-perusahaan ini sering berasal dari sektor yang kurang sensitif terhadap siklus ekonomi, seperti minyak & gas, consumer staples, kesehatan, dan utilitas. Di sisi lain, sektor-sektor ini sulit disebut se-disruptif layanan teknologi.

Sebagai contoh, Johnson & Johnson adalah Dividend Aristocrat yang terkenal. Perusahaan ini telah menaikkan dividen selama lebih dari 50 tahun, menunjukkan komitmennya mengembalikan nilai kepada pemegang saham. Berinvestasi di perusahaan dividen berarti menikmati laba stabil, pertumbuhan dividen yang konsisten, dan posisi pasar yang kuat. Namun, berinvestasi di dividend aristocrat tidak berarti bebas risiko. Harga saham tetap menjadi faktor utama, dan bahkan dividen yang terus naik mungkin tidak cukup untuk "melindungi" investor dari volatilitas negatif.

Penting: Investor juga dapat berinvestasi pada dividend aristocrats melalui ETF S&P Global yang berfokus pada pembayar dividen (Global / US atau bahkan Euro Aristocrats) seperti GLDV.UK (Global Dividend Aristocrats ETF UCITS), SPYD.DE (Euro Dividend Aristocrats ETF UCITS), atau UDVD.UK (US Dividend Aristocrats ETF UCITS).

Cara Memulai Investasi Dividend Aristocrats 

  1. Riset: Identifikasi perusahaan yang termasuk dalam daftar Dividend Aristocrats. Teliti kesehatan keuangan, riwayat dividen, dan prospek pertumbuhannya.
  2. Diversifikasi: Sebar investasi ke beberapa Dividend Aristocrats untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kestabilan arus pendapatan.
  3. Investasikan Kembali Dividen: Manfaatkan efek majemuk dengan menginvestasikan kembali dividen ke lebih banyak saham Dividend Aristocrats.

Contoh Perusahaan Dividend Aristocrats: Johnson & Johnson, T Rowe Price, Exxon Mobil, IBM Corp., Medtronic, Abbvie, Kimberly-Clark, Archer-Daniels Midland, PepsiCo, Target, 3M, Hormel Foods, Franklin Resources, Danone, Allianz, Deutsche Post, Sanofi

 

Memahami Tanggal-Tanggal Penting Dividen

Kalender dinding yang ditandai dengan pin warna-warni untuk menandai tanggal dan acara penting sepanjang bulanSumber Gambar: Adobe Stock Photos
 

Apa Itu Ex-Dividend Date?

Ex-dividend date (atau ex-date) adalah tanggal kunci dalam proses pembagian dividen. Ini adalah tanggal ketika saham mulai diperdagangkan tanpa hak atas dividen berikutnya. Dengan kata lain, jika Anda membeli saham pada atau setelah ex-dividend date, Anda tidak berhak atas dividen yang akan datang. Sebaliknya, jika Anda membeli saham sebelum ex-dividend date, Anda akan menerima dividen tersebut.

4 Tanggal Penting dalam Investasi Dividen

  1. Declaration Date (Tanggal Pengumuman): Tanggal ketika dewan direksi perusahaan mengumumkan pembayaran dividen.
  2. Record Date (Tanggal Pencatatan): Tanggal batas yang ditetapkan perusahaan untuk menentukan pemegang saham mana yang berhak menerima dividen.
  3. Ex-Dividend Date (Tanggal Ex-Dividen): Biasanya ditetapkan satu hari kerja sebelum tanggal pencatatan. Ini adalah tanggal utama untuk menentukan kelayakan menerima dividen.
  4. Payment Date (Tanggal Pembayaran): Tanggal ketika dividen benar-benar dibayarkan kepada pemegang saham yang berhak.

 

Sebelum Ex-Dividend Date: Investor yang membeli saham sebelum ex-dividend date berhak menerima pembayaran dividen berikutnya. Kelayakan ini sering memicu meningkatnya minat beli menjelang ex-date, yang berpotensi mendorong harga saham naik.

Pada atau Setelah Ex-Dividend Date: Investor yang membeli saham pada atau setelah ex-dividend date tidak akan menerima dividen yang akan datang. Akibatnya, tekanan beli biasanya berkurang dan harga saham bisa turun.

1. Penyesuaian Harga Saham:

Pada ex-dividend date, harga saham biasanya turun kurang lebih sebesar jumlah dividen. Penyesuaian ini mencerminkan pembayaran dividen kepada pemegang saham yang sudah tercatat. Sebagai contoh, jika saham membayar dividen $1, harga sahamnya bisa turun sekitar $1 pada ex-dividend date.

2. Strategi Menangkap Dividen:

Beberapa investor menggunakan strategi yang disebut "dividend capture strategy", yaitu membeli saham tepat sebelum ex-dividend date untuk menerima dividen, kemudian menjualnya segera setelah ex-dividend date. Strategi ini bertujuan "menangkap" pembayaran dividen, tetapi mengandung risiko seperti biaya transaksi dan potensi penurunan harga saham setelah ex-dividend date.

3. Pertimbangan Pajak:

Beberapa investor menggunakan strategi yang disebut "dividend capture strategy", yaitu membeli saham tepat sebelum ex-dividend date untuk menerima dividen, kemudian menjualnya segera setelah ex-dividend date. Strategi ini bertujuan "menangkap" pembayaran dividen, tetapi mengandung risiko seperti biaya transaksi dan potensi penurunan harga saham setelah ex-dividend date.

4. Persepsi dan Sentimen Pasar:

Perilaku harga saham di sekitar ex-dividend date dapat mempengaruhi persepsi pasar. Penurunan harga yang signifikan setelah ex-date mungkin dianggap sebagai penyesuaian yang normal, sedangkan penurunan yang lebih kecil dari perkiraan dapat mengindikasikan permintaan pasar yang kuat terhadap saham tersebut.

Contoh Praktis: 

Misalkan Coca-Cola mengumumkan dividen kuartalan sebesar $0,50 per saham dengan tanggal-tanggal berikut:

  • Declaration Date: 1 Juni
  • Record Date: 15 Juni
  • Ex-Dividend Date: 14 Juni
  • Payment Date: 30 Juni

Jika investor membeli saham Coca-Cola pada 13 Juni (sehari sebelum ex-dividend date), mereka berhak menerima dividen $0,50. Namun, jika saham dibeli pada 14 Juni atau setelahnya, mereka tidak akan menerima dividen. Pada 14 Juni (Ex-Date tersebut), harga saham diperkirakan turun sekitar $0,50 untuk mencerminkan pembayaran dividen yang akan dilakukan.

 

Materi pemasaran ini bukan merupakan rekomendasi investasi atau saran strategi investasi. Informasi ini tidak menjamin kinerja atau hasil investasi di masa mendatang. Aktivitas trading melibatkan risiko kerugian finansial yang signifikan, termasuk kemungkinan kehilangan sebagaian maupun seluruh modal yang diinvestasikan. Segala keputusan trading sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu.

Representasi visual dari kata 'FAQ', melambangkan kumpulan pertanyaan yang sering diajukan
 

 

FAQ

Dividen adalah bagian dari laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham, biasanya secara kuartalan. Dividen dapat dikeluarkan dalam bentuk pembayaran kas, tambahan lembar saham, atau aset lainnya.

Dividen dibayarkan dari laba perusahaan dan didistribusikan kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal pencatatan. Pembayaran dapat berupa kas yang langsung disetor ke rekening pemegang saham atau berupa tambahan saham.

Imbal hasil dividen adalah rasio keuangan yang menunjukkan berapa besar dividen yang dibayarkan perusahaan setiap tahun relatif terhadap harga sahamnya. Dihitung dengan membagi dividen tahunan per saham dengan harga saham saat ini per lembar.

 

Perusahaan membayar dividen untuk membagikan laba kepada pemegang saham, menarik dan mempertahankan investor, serta memberi sinyal kesehatan dan stabilitas keuangan. Pembayaran dividen yang rutin juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan loyalitas investor.

Payout ratio adalah persentase laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen. Dihitung dengan membagi dividen tahunan per saham dengan laba per saham (EPS). Rasio yang lebih rendah menunjukkan perusahaan menahan lebih banyak laba untuk pertumbuhan, sementara rasio yang lebih tinggi menunjukkan porsi lebih besar laba dibagikan kepada pemegang saham.

  1. Cash Dividends (Dividen Tunai): Pembayaran kas langsung kepada pemegang saham
  2. Stock Dividends (Dividen Saham): Tambahan lembar saham yang dibagikan kepada pemegang saham
  3. Special Dividends (Dividen Khusus): Pembayaran kas satu kali, biasanya karena laba yang jauh di atas rata-rata
  4. Property Dividends (Dividen Properti): Distribusi aset fisik atau produk, yang jarang terjadi

Untuk memenuhi syarat menerima dividen, Anda harus memiliki saham sebelum ex-dividend date. Ex-dividend date biasanya ditetapkan dua hari kerja sebelum tanggal pencatatan. Jika Anda membeli saham pada atau setelah ex-dividend date, Anda tidak akan menerima dividen tersebut.

 

Dividend reinvestment adalah proses menggunakan dividen yang diterima untuk membeli lebih banyak saham perusahaan yang sama. Banyak perusahaan menawarkan Dividend Reinvestment Plans (DRIPs) yang memungkinkan pemegang saham menginvestasikan kembali dividen secara otomatis tanpa biaya broker.

 

  1. Regular Income (Pendapatan Rutin): Memberikan arus pendapatan rutin
  2. Compounding Growth (Pertumbuhan Majemuk): Dividen yang diinvestasikan kembali dapat tumbuh secara majemuk dari waktu ke waktu
  3. Volatilitas Lebih Rendah (Volatilitas Lebih Rendah): Saham pembayar dividen cenderung kurang volatil
  4. Total Imbal Hasil (Total Imbal Hasil): Menggabungkan pendapatan dari dividen dan potensi apresiasi harga saham

Dividen tidak dijamin dan dapat dikurangi atau dihentikan jika perusahaan menghadapi kesulitan keuangan. Pembayaran dividen bergantung pada profitabilitas perusahaan dan kebijakan keuangannya.

Ketika dividen diumumkan, harga saham dapat naik karena dividen yang akan datang dianggap menarik. Sebaliknya, pada ex-dividend date, harga saham biasanya turun kurang lebih sebesar jumlah dividen, mencerminkan pembayaran kepada pemegang saham.

 

Dividend aristocrat adalah perusahaan yang telah secara konsisten menaikkan pembayaran dividen selama setidaknya 25 tahun berturut-turut. Perusahaan seperti ini sering dipandang stabil dan andal sebagai pembayar dividen.

 

  1. Dividend Cuts (Pemotongan Dividen): Perusahaan dapat mengurangi atau menghentikan dividen di masa sulit
  2. Interest Rate Risk (Risiko Suku Bunga): Kenaikan suku bunga dapat membuat saham dividen kurang menarik
  3. Market Risk (Risiko Pasar): Saham pembayar dividen tetap terpapar fluktuasi pasar
  4. Sector Risk (Risiko Sektor): Beberapa sektor (misalnya utilitas) dikenal sebagai pembayar dividen, tetapi juga memiliki risiko regulasi atau risiko sektoral tertentu

Dengan memahami aspek-aspek kunci seputar dividen dan investasi dividen, investor dapat menavigasi strategi investasinya dengan lebih baik dan membuat keputusan yang lebih terinformasi.

Bergabunglah dengan lebih dari 2.000.000 investor XTB dari seluruh dunia

Instrumen keuangan yang kami tawarkan, khususnya derivatif, berisiko tinggi. Saham Fraksional (FS) merupakan hak fidusia yang diperoleh dari XTB atas bagian saham fraksional dan ETF. FS bukanlah instrumen keuangan yang terpisah. Hak korporasi yang terbatas dikaitkan dengan FS.
Instrumen keuangan yang kami tawarkan, khususnya derivatif, berisiko tinggi. Saham Fraksional (FS) merupakan hak fidusia yang diperoleh dari XTB atas bagian saham fraksional dan ETF. FS bukanlah instrumen keuangan yang terpisah. Hak korporasi yang terbatas dikaitkan dengan FS.