Masuki dunia spekulator komoditas legendaris di CBOT. Dari kejayaan hingga kejatuhan, kisah nyata ini memberi pelajaran abadi bagi trader dan investor — baik pemula maupun berpengalaman. Temukan strategi, psikologi, dan inspirasi di balik langkah berani sejarah.
Di balik deru rel kereta dan dentuman karung gandum, lahirlah Chicago Board of Trade (CBOT). Di lantai perdagangannya yang penuh hiruk pikuk, panen yang dihasilkan bukan gandum atau jagung, melainkan risiko, insting, dan spekulasi. Selama lebih dari 170 tahun, individu paling berani melangkah ke arena perdagangan komoditas (commodity trading), bukan hanya untuk mencari keuntungan, tapi juga untuk mencetak sejarah.
Di balik deru rel kereta dan dentuman karung gandum, lahirlah Chicago Board of Trade (CBOT). Di lantai perdagangannya yang penuh hiruk pikuk, panen yang dihasilkan bukan gandum atau jagung, melainkan risiko, insting, dan spekulasi. Selama lebih dari 170 tahun, individu paling berani melangkah ke arena perdagangan komoditas (commodity trading), bukan hanya untuk mencari keuntungan, tapi juga untuk mencetak sejarah.
Artikel ini mengulas kehidupan dan pelajaran dari spekulator komoditas (commodity speculators) terkenal yang meninggalkan jejak di CBOT serta dunia futures trading secara lebih luas. Jika kamu masih pemula, jangan khawatir — kami akan menjelaskannya dengan sederhana tanpa mengurangi kompleksitas dari sejarah CBOT yang kaya.
Poin Penting
Chicago Board of Trade (CBOT) adalah salah satu bursa futures trading tertua dan paling berpengaruh di dunia.
Spekulator komoditas berperan penting di pasar komoditas (commodity markets) dengan menambah likuiditas dan membantu manajemen risiko.
Tokoh legendaris seperti Jesse Livermore dan Arthur Cutten membentuk era awal spekulasi komoditas (speculation in commodities).
Risiko, timing, dan psikologi sama pentingnya dengan data dalam perdagangan komoditas (commodity trading).
Artikel ini mengeksplorasi kisah, strategi trading, dan pelajaran yang bisa dipetik trader modern dari masa lalu.
Apa itu CBOT?
Chicago Board of Trade, didirikan pada tahun 1848, awalnya dibuat sebagai pasar terpusat bagi petani dan pembeli untuk memperdagangkan gandum. Seiring waktu, CBOT berkembang menjadi pusat global futures komoditas (commodity futures), menentukan harga yang mempengaruhi biaya pangan di seluruh dunia.
Bayangkan CBOT sebagai medan tempur awal bagi gandum, jagung, kedelai dan juga ide. Trader tidak hanya memperdagangkan barang, tetapi juga menggerakkan pasar, sering kali hanya dengan satu teriakan atau lambaian tangan dari lantai trading.
Hingga hari ini, CBOT menjadi bagian dari CME Group, namun identitasnya tetap utuh sebagai fondasi utama dalam sejarah Chicago Board of Trade dan pilar perdagangan komoditas global.
Peran Spekulator di Pasar Komoditas
Spekulator bukanlah penjudi. Mereka adalah pengambil risiko yang bersedia menanggung potensi kerugian demi peluang keuntungan. Jika petani melakukan lindung nilai (hedging) untuk melindungi hasil panennya, maka spekulator bertaruh pada harga di masa depan — naik maupun turun.
Pengaruh mereka sering menuai kritik, namun tanpa spekulator, pasar bisa berhenti bergerak. Mereka membawa likuiditas, mempermudah masuk atau keluar posisi, serta kerap memprediksi tren permintaan-penawaran sebelum muncul di berita utama.
Mereka tidak menanam gandum atau memanen jagung, tetapi keputusan mereka berdampak pada seluruh rantai pasokan pangan. Dalam banyak hal, spekulator ibarat penunjuk arah sentimen pasar.
5 Kisah Spekulatif Menarik dari Lantai Perdagangan CBOT
Di balik gemuruh lantai perdagangan, debu kapur, dan lembar order yang beterbangan, Chicago Board of Trade (CBOT) menjadi saksi beberapa spekulasi paling liar dalam sejarah keuangan. Ini bukan sekadar transaksi melainkan pertarungan. Pertarungan antara insting dan data. Antara kesombongan dan kerendahan hati. Antara detik jam berdetak dan jutaan dolar kontrak terbuka. Berikut lima kisah CBOT yang menangkap semangat spekulasi komoditas (speculation in commodities) dalam bentuk paling murni.
1. Perang Gandum Arthur Cutten, 1924
Ia dijuluki “The Wheat King”, tapi Arthur Cutten dulunya hanyalah seorang juru tulis dengan tangan kapalan dan sebuah sepeda. Pada tahun 1924, ia tidak sekadar bertaruh pada gandum, ia seakan-akan menguasainya. Cutten percaya permintaan global terhadap gandum akan melonjak akibat gagal panen di Eropa, sehingga ia memborong posisi long dalam jumlah sangat besar.
Trader di lantai bercanda bahwa Cutten sudah “menguasai separuh Kansas.”
Harga meroket, surat kabar heboh, pemerintah pun mulai resah.
Nama Cutten ada di mana-mana, dan sejenak ia menjadi penentu harga roti dunia. Namun, ketika cuaca membaik dan panen Eropa pulih, harga berbalik drastis. Banyak pengikutnya terpuruk. Cutten selamat, tetapi perdagangannya menjadi legenda, pengingat bahwa bahkan seorang raja pun tak bisa mengendalikan hujan.
2. The 1888 Hutchinson Wheat Squeeze
Benjamin P. Hutchinson, atau yang dikenal sebagai “Old Hutch”, adalah mantan pedagang grosir yang menjelma menjadi raksasa pasar. Pada 1888, ia mencoba melakukan yang mustahil: menguasai pasar gandum.
Old Hutch percaya pasokan terbatas dan menimbun kontrak futures gandum sebanyak mungkin. Di satu titik, ia mengendalikan lebih dari 12 juta gantang gandum Chicago. Saat waktu pengiriman tiba, tidak ada yang cukup untuk ditawarkan. Harga meroket, pabrik tepung dan pembuat roti panik.
Langkahnya membuat harga gandum melonjak begitu tinggi hingga surat kabar menuduhnya “membiarkan bangsa kelaparan demi keuntungan.” Hutchinson tak menyesal. Ia menjual kontrak di puncak harga dan meraup kekayaan.
Meski regulator saat itu tak berdaya, kemarahan publik mendorong lahirnya pengawasan lebih ketat di masa depan. Hutchinson membuktikan bahwa dengan modal dan keberanian, satu orang bisa mengguncang seluruh rantai pangan.
3. “Bluff” Kapas Jesse Livermore (Yang Ternyata Bukan Bluff)
Meskipun lebih dikenal di Wall Street, Jesse Livermore juga masuk ke perdagangan komoditas di CBOT dan meninggalkan jejak mendalam. Pada 1907, Livermore menjadi berita utama dengan melakukan short pada kapas, sementara semua orang mengambil posisi long.
Rumor menyebut ia hanya menggertak untuk menakut-nakuti pasar. Namun Livermore benar-benar serius: ia mempelajari keterlambatan pengiriman dan laporan cuaca, menyimpulkan pasokan akan membanjiri pasar. Saat harga puncak, ia diam-diam menggandakan posisi short.
Harga kapas anjlok. Trader yang mengejeknya pada Senin terdiam di hari Jumat. Livermore membawa pulang jutaan dolar.
Rahasianya? Informasi yang diabaikan pasar, serta kesabaran. “Uang besar,” katanya kemudian, “ada pada kesabaran.” Dan dalam kasus ini, kesabaran membuatnya lebih kaya daripada banyak perusahaan broker.
4. The Soybean Saloon Brawl of 1973
Tahun 1970-an adalah era berbeda. Rambut gondrong bertemu kontrak panjang, dan lantai perdagangan CBOT lebih bising daripada konser rock. Pada 1973, harga kedelai meledak akibat rekor ekspor ke Jepang dan Uni Soviet.
Seorang trader muda bernama Marty Harnett, baru berusia 24 tahun, memutuskan ikut arus. Ia membeli ribuan kontrak kedelai dan mendadak menjadi selebritas di lantai trading. Para veteran memperingatkannya untuk keluar sebelum laporan USDA keluar, tapi ia mengabaikan.
Ketika laporan dirilis, stok kedelai ternyata lebih tinggi dari perkiraan. Harga anjlok 20% dalam sehari.
Keuntungan di atas kertas Harnett lenyap secepat kopi di musim panas. Pelajaran pahitnya jelas: jangan pernah menikahi posisimu, apalagi di kedelai. Meski rugi besar, keberaniannya tetap melegenda di lantai CBOT, di mana nekat sering dihormati lebih dari keberhasilan.
5. The Great Corn Whiplash of 1996
Pada 1996, harga jagung berayun liar bak pintu lumbung di tengah badai. Amerika Serikat mengalami keterlambatan tanam, lalu disusul kekeringan. Para spekulator mencium peluang.
Seorang trader yang dikenal di lantai sebagai “D-Train” masuk besar ke kontrak jagung Juli, yakin harga akan mencapai rekor tertinggi. Ia masuk di harga $3,25 dan melihatnya melesat ke $5,00. Tepat saat ia siap keluar, hujan turun di Iowa. Dalam satu jam, harga jatuh 50 sen.
Alih-alih keluar, ia menggandakan posisi, berharap rebound. Rebound tak pernah datang.
Saat kontrak berakhir, ia rugi jutaan. Namun legenda “D-Train” tetap hidup, bukan sebagai peringatan, tapi sebagai simbol betapa cepat pasar futures trading bisa berubah dari pesta jadi bencana. CBOT memberi satu pelajaran penting: waktu bukan hanya uang, waktu bisa membakarnya habis.
Biografi Spekulator Terkenal
1. Jesse Livermore – The Boy Plunger
Jesse Livermore, dikenal luas lewat biografi Jesse Livermore sebagai salah satu trader terkenal sepanjang masa, memulai karier trading pada usia 15 tahun di bucket shops Boston sebelum pindah ke Wall Street. Meski bukan murni pedagang komoditas, perdagangan gandumnya menjadi legenda.
Ia melakukan short pada kapas dan gandum dalam jumlah besar, hingga masuk headline dan mengguncang pasar. Rahasianya? Kesabaran, timing yang tepat, dan keyakinan bahwa “pasar tidak pernah salah.”
Kisah Jesse Livermore trading adalah kelas master dalam psikologi dan kontrol emosi, sekaligus peringatan tentang bahaya leverage berlebihan dan kesombongan.
2. Arthur Cutten – Raja Gandum Chicago
Arthur Cutten, dijuluki “The Wheat King of Chicago”, datang ke kota hanya dengan sebuah sepeda dan sedikit uang. Dalam waktu kurang dari satu dekade, ia berubah menjadi magnat gandum. Dari juru tulis sederhana, ia naik menjadi penguasa lantai perdagangan CBOT.
Ia memiliki intuisi luar biasa terhadap pasar, sering bertaruh besar pada tren harga. Keputusannya mempengaruhi harga gandum selama Perang Dunia I hingga Depresi Besar.
Meski hidupnya kemudian mendapat pengawasan regulator, Cutten tetap dikenang sebagai simbol spekulasi investasi (investment speculation) mandiri dan insting pasar yang tajam.
3. Benjamin Hutchinson – “Old Hutch”
Salah satu legenda awal sejarah CBOT adalah Benjamin Hutchinson, yang dijuluki “Old Hutch.” Pada 1888, ia berhasil menguasai pasar gandum Chicago dengan mendorong harga ke titik tertinggi.
Ia terkenal tak gentar dan tak peduli dengan kritik publik. Kisahnya memberi pelajaran awal tentang risiko manipulasi, celah regulasi, serta bagaimana satu orang bisa mempengaruhi harga pangan seluruh AS.
4. Richard Dennis – Sang Guru “Turtles”
Richard Dennis mengubah $1.600 menjadi lebih dari $200 juta melalui futures trading, termasuk komoditas seperti kedelai, jagung, dan gula. Namun warisan terbesarnya adalah “Turtle Traders Experiment” pembuktian bahwa trading bisa diajarkan.
Metodenya sistematis, berbasis tren (trend-following), dan berakar pada keyakinan bahwa disiplin lebih penting daripada emosi. Dennis adalah sosok aturan, bukan kebisingan.
5. Paul Tudor Jones – Maverick Komoditas Modern
Meski tidak sepenuhnya berakar di CBOT, Paul Tudor Jones juga memperdagangkan futures komoditas, termasuk gandum dan kapas. Ia terkenal karena memprediksi crash 1987 dan mendirikan Tudor Investment Corp.
Strateginya memadukan makroekonomi dengan pengenalan pola, menggabungkan intuisi dengan model. Perdagangannya mencerminkan gaya spekulator besar CBOT: berani, fokus, dan ditopang riset mendalam.
Dari Mansion ke Pasar: Patung Arthur Cutten
Patung Perunggu Demeter dan Mercury di Atrium CBOT
Di sudut tenang Lake Forest, Illinois, tempat waktu berjalan mengikuti desir angin dan aroma kekayaan lama, berdiri bekas rumah mewah Arthur Cutten, monumen ambisi sang Wheat King. Mansion itu memamerkan kemegahan klasik, termasuk dua patung perunggu menjulang setinggi lebih dari 2,5 meter yang berdiri di gerbang taman megah.
Patung-patung itu bukan sekadar hiasan. Mereka adalah penjaga simbolis dari kehidupan yang telah dibangun Cutten. Satu menggambarkan Demeter, dewi Yunani untuk gandum dan panen, memegang seikat gandum dan timbangan. Yang lain adalah sosok pria kekar, terinspirasi Mercury, dewa Romawi perdagangan, dengan sandal bersayap dan gulungan kontrak pasar di tangannya.
Patung-patung ini dibawa Cutten dari gedung lama CBOT, tepat sebelum bursa komoditas itu pindah lokasi. Setelah Cutten meninggal pada 1936, rumah megahnya perlahan ditinggalkan. Mansion dihancurkan, tanah dibagi, artefak tersebar. Patung-patung itu menghilang, dianggap hilang ditelan waktu atau dijual dalam lelang pribadi. Selama hampir 70 tahun, mereka lenyap dari ingatan publik. Hingga akhirnya muncul sebuah kisah penuh kejutan, layaknya rumor lantai perdagangan CBOT.
The Discovery
Pada 2007, seorang sejarawan seni yang sedang mengkatalogkan koleksi di Midwest menemukan dua patung familiar di sebuah gudang berdebu di luar Peoria. Inisial “A.C.” yang terukir di bagian bawah cocok dengan seniman Beaux-Arts New York yang dulu pernah dipesan Cutten. Foto-foto arsip mengonfirmasi: inilah patung Cutten yang hilang.
Pejabat CBOT, setelah mendapat kabar dari jejaring pelestarian sejarah, terkejut. Cutten bukan hanya pernah menguasai lantai perdagangan mereka, ia juga meninggalkan penjaga simbolis warisannya. Setelah negosiasi, validasi hukum, dan restorasi, patung-patung itu akhirnya kembali ke gedung CBOT pada 2011.
Di Mana Mereka Sekarang?
Hari ini, kamu bisa menemukannya berdiri anggun di atrium utama gedung Chicago Board of Trade, dipasang di atas pedestal granit hitam dengan pencahayaan lembut.
Demeter kini menjaga pameran kontrak gandum vintage dari tahun 1920-an, dengan tatapan perunggu yang seakan mengarah pada masa depan pasar.
Mercury berdiri di sampingnya, gulungan di tangan, seolah masih berbisik memberi sinyal perdagangan kepada mereka yang berani melangkah.
Patung-patung ini lebih dari sekadar seni — mereka adalah relik era emas spekulasi komoditas, kapsul waktu yang dituangkan dalam logam.
Warisan dalam Perunggu
Ada nuansa puitis dalam kisah ini. Pria yang dulu menguasai lantai gandum CBOT, yang suara teriakannya mengalahkan pasar dan kelicikannya menghindari regulator, kini berdiri diam mengawasi institusi yang pernah ia bentuk. Bukan lewat pidato atau berita utama, tetapi lewat karya seni yang sempat hilang lalu ditemukan kembali.
Nama Arthur Cutten mungkin tak lagi menghiasi berita keuangan, tetapi di CBOT, semangatnya kini terpatri dalam dinding-dinding sejarah perdagangan komoditas (commodity trading).
Sejarah Singkat & Tonggak Penting CBOT
1848 – CBOT didirikan sebagai pasar tunai untuk perdagangan gandum.
1865 – Kontrak futures jagung pertama yang terstandarisasi diluncurkan.
1870-an – Lantai perdagangan (trading pits) muncul, membentuk ikon lantai CBOT.
1920-an – spekulator terkenal seperti Arthur Cutten dan Jesse Livermore mendominasi berita utama.
1930-an – Depresi Besar memunculkan regulasi: Commodity Exchange Act (1936).
1970-an – Perdagangan elektronik dimulai, perlahan mengubah dinamika lantai trading.
2007 – CBOT bergabung dengan CME Group.
Hari ini – CBOT tetap menjadi tolok ukur global untuk futures pertanian (agricultural futures).
Fakta Menarik
Awal Arthur Cutten
Ia tiba di Chicago saat remaja hanya dengan sepeda dan uang receh. Beberapa tahun kemudian, ia menguasai pasar gandum dengan perdagangan bernilai jutaan dolar.
Squeeze Pasar Old Hutch
Pada 1888, Benjamin Hutchinson (“Old Hutch”) mencoba menguasai pasar gandum begitu ketat hingga membuat para penggiling tepung harus memohon gandum langsung darinya.
Ruang Trading Jesse Livermore
Jesse Livermore membangun ruang trading pribadi lengkap dengan mesin ticker tape, sebuah kemewahan saat itu — cikal bakal Bloomberg terminal modern.
Lokasi Asli CBOT
Transaksi pertama dilakukan di bangunan kayu di atas toko pakan. Tanpa lantai marmer, hanya ambisi murni. Pada 1930, CBOT pindah ke gedung art-deco ikonik di Chicago.
Dennis dan Para Turtle
Richard Dennis bahkan memasang iklan koran untuk merekrut trader dalam eksperimennya. Banyak dari mereka kemudian menjadi jutawan.
Spekulasi & Dust Bowl
Pada 1930-an, spekulasi berlebihan dituding (secara tidak adil) sebagai penyebab naiknya harga pangan di tengah krisis pertanian.
Kunjungan J.P. Morgan
Morgan pernah mengunjungi lantai CBOT untuk menyaksikan perdagangan gandum, menyebutnya sebagai “hal yang paling mirip dengan gladiator modern.”
Wanita di Lantai Perdagangan
Awal 1980-an, wanita mulai menembus dominasi lantai trading, menghadapi generasi jas formal dan suara lantang pria.
Suara Bel CBOT
Hari perdagangan dulu dimulai dengan bunyi bel sekolah yang dibunyikan oleh petugas kebersihan, tradisi dari masa-masa awal CBOT.
Banjir Kertas
Sebelum era komputer, transaksi yang dibatalkan dilempar ke udara, memenuhi lantai perdagangan dengan kertas seperti badai salju.
FAQ
Spekulator komoditas adalah trader yang membeli atau menjual kontrak futures trading dengan harapan mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga, bukan untuk menerima barang fisik.
Karena taruhan besar mereka pada pasar seperti gandum dan kapas yang kadang menggerakkan harga global secara signifikan.
Tidak selalu. Meskipun bisa meningkatkan volatilitas, spekulasi menambah likuiditas dan efisiensi pasar jika diatur dengan benar.
Banyak yang bekerja sendiri di awal, namun beberapa seperti Richard Dennis membimbing trader lain. Kini, sebagian besar spekulator beroperasi dalam dana investasi atau perusahaan.
Disiplin, strategi trading, dan pemahaman psikologi manusia jauh lebih penting daripada sekadar kemampuan memprediksi harga.
Saat ini sebagian besar perdagangan sudah bersifat algoritmik, tetapi prinsip risiko dan imbal hasil tetap abadi.
Dengan platform digital, ya — meski tanpa teriakan lantai bursa. Kini trader lebih banyak menggunakan grafik, indikator, dan model ketimbang sinyal fisik di lantai.
Halaman ini menggunakan cookies. Cookies adalah file yang disimpan di browser Anda dan digunakan oleh sebagian besar situs web untuk membantu mempersonalisasi pengalaman web Anda. Untuk informasi lebih lanjut, lihat Kebijakan Privasi kami.
Halaman ini menggunakan cookies. Cookies adalah file yang disimpan di browser Anda dan digunakan oleh sebagian besar situs web untuk membantu mempersonalisasi pengalaman web Anda. Untuk informasi lebih lanjut, lihat Kebijakan Privasi kami.
Instrumen keuangan yang kami tawarkan, khususnya derivatif, berisiko tinggi. Saham Fraksional (FS) merupakan hak fidusia yang diperoleh dari XTB atas bagian saham fraksional dan ETF. FS bukanlah instrumen keuangan yang terpisah. Hak korporasi yang terbatas dikaitkan dengan FS.
Instrumen keuangan yang kami tawarkan, khususnya derivatif, berisiko tinggi. Saham Fraksional (FS) merupakan hak fidusia yang diperoleh dari XTB atas bagian saham fraksional dan ETF. FS bukanlah instrumen keuangan yang terpisah. Hak korporasi yang terbatas dikaitkan dengan FS.
Kami menggunakan cookie
Dengan mengklik “Terima Semua”, Anda menyetujui penyimpanan cookies di perangkat Anda untuk meningkatkan navigasi situs, menganalisis penggunaan situs, dan membantu upaya pemasaran kam
Grup ini berisi cookies yang penting agar situs web kami dapat berfungsi dengan baik. Mereka berperan dalam fungsi seperti preferensi bahasa, distribusi trafik, atau menjaga sesi pengguna. Cookies ini tidak dapat dinonaktifkan.
Nama cookie
Keterangan
SERVERID
xtbCookiesSettings
Kedaluwarsa
364 hari
xtbLanguageSettings
Kedaluwarsa
364 hari
userBranchSymbol
Kedaluwarsa
1 hari
countryIsoCode
userPreviousBranchSymbol
Kedaluwarsa
364 hari
adobe_unique_id
Kedaluwarsa
364 hari
__cf_bm
Kedaluwarsa
1 jam
_cfuvid
intercom-id-iojaybix
Kedaluwarsa
270 hari
intercom-session-iojaybix
Kedaluwarsa
6 hari
intercom-device-id-iojaybix
Kedaluwarsa
270 hari
_GRECAPTCHA
Kedaluwarsa
179 hari
SESSID
Kedaluwarsa
1 hari
test_cookie
Kedaluwarsa
1 jam
Kami menggunakan sistem yang memungkinkan kami untuk menganalisis penggunaan halaman kami. Data ini membantu kami meningkatkan pengalaman pengguna dalam menggunakan layanan web kami.
Nama cookie
Keterangan
_vwo_uuid_v2
Kedaluwarsa
365 hari
_vwo_uuid
Kedaluwarsa
365 hari
_vwo_ds
Kedaluwarsa
29 hari
_vwo_sn
Kedaluwarsa
1 jam
_vis_opt_s
Kedaluwarsa
99 hari
_vis_opt_test_cookie
_gcl_au
Kedaluwarsa
89 hari
_ga_CBPL72L2EC
Kedaluwarsa
729 hari
__hstc
Kedaluwarsa
179 hari
__hssrc
__hssc
Kedaluwarsa
1 jam
_ga_TC79BEJ20L
Kedaluwarsa
729 hari
_ga
Kedaluwarsa
729 hari
Grup cookies ini digunakan untuk menampilkan iklan yang sesuai dengan topik yang Anda minati. Ini juga memungkinkan kami memantau aktivitas pemasaran kami dan mengukur hasil iklan yang kami tampilkan.
Nama cookie
Keterangan
_ttp
Kedaluwarsa
89 hari
_omappvp
Kedaluwarsa
3998 hari
_omappvs
Kedaluwarsa
1 jam
_ga
Kedaluwarsa
729 hari
_uetsid
Kedaluwarsa
1 hari
_uetvid
Kedaluwarsa
389 hari
MUID
Kedaluwarsa
389 hari
_tt_enable_cookie
Kedaluwarsa
89 hari
hubspotutk
Kedaluwarsa
179 hari
IDE
Kedaluwarsa
389 hari
_fbp
Kedaluwarsa
89 hari
MSPTC
Kedaluwarsa
389 hari
_rdt_uuid
Kedaluwarsa
89 hari
Cookies dalam grup ini menyimpan preferensi yang Anda pilih saat menggunakan situs, sehingga pengaturan tersebut akan tetap ada saat Anda mengunjungi kembali halaman ini di lain waktu.
Nama cookie
Keterangan
bcookie
Kedaluwarsa
364 hari
li_gc
Kedaluwarsa
179 hari
lidc
Kedaluwarsa
1 hari
Halaman ini menggunakan cookies. Cookies adalah file yang disimpan di browser Anda dan digunakan oleh sebagian besar situs web untuk membantu mempersonalisasi pengalaman web Anda. Untuk informasi lebih lanjut, lihat Kebijakan Privasi kami.
Ubah wilayah dan bahasa
Negara tempat tinggal yang ditentukan tidak dioperasikan. Pilih negara lain.
Bahasa
Merubah pengaturan bahasa mempengaruhi perubahan regulator