Alphabet (GOOGL.US) telah merilis hasil kinerja keuangan Q2 2025. Perusahaan melampaui ekspektasi dalam semua aspek utama laporan keuangannya, mencatatkan pendapatan dan laba yang lebih tinggi serta momentum kuat di segmen-segmen utama. Meskipun hasilnya sangat solid, saham Alphabet justru turun pada perdagangan after-hours. Reaksi pasar ini kemungkinan terkait dengan revisi naik belanja modal (capital expenditure) untuk tahun fiskal penuh.
Mulai berinvestasi sekarang atau coba demo
Buat Akun DOWNLOAD APLIKASI SELULER DOWNLOAD APLIKASI SELULERAlphabet shares are slightly down in after-hours trading following the earnings release. Source: xStation
Dalam hal pendapatan, Alphabet membukukan USD 96,43 miliar, naik 14% secara tahunan (YoY) dan 3% lebih tinggi dari konsensus pasar. Capaian ini terutama didorong oleh kinerja kuat dari segmen Google Services, yang kembali melampaui ekspektasi dengan pertumbuhan 12% YoY. Meskipun menghadapi persaingan dari model AI, Google Search tetap menjadi sumber utama pendapatan iklan dengan kontribusi USD 54,19 miliar (+12% YoY). Pendapatan iklan dari YouTube juga mencatatkan hasil kuat sebesar USD 9,8 miliar, naik 13% YoY dan mengalahkan ekspektasi pasar sebesar 2%.
Segmen cloud juga tampil solid, menghasilkan USD 13,62 miliar atau tumbuh 32% YoY. Bertentangan dengan ekspektasi, laju pertumbuhan segmen ini tidak melambat dibanding kuartal sebelumnya (QoQ), justru melonjak ke level tertinggi sejak Q3 2024. Ini terjadi meskipun basis pembanding semakin tinggi, dan mencetak pendapatan kuartalan tertinggi dalam sejarah segmen cloud Alphabet.
Selected 2Q25 financial results vs. consensus. Source: XTB Research, Bloomberg Finance L.P.
Dari sisi profitabilitas, Alphabet juga mencetak hasil positif. Laba operasional sebesar USD 31,27 miliar menghasilkan margin operasional 32,4% - stagnan secara YoY namun 2 poin persentase di atas estimasi konsensus.
Selected 2Q25 financial results vs. consensus. Source: XTB Research, Bloomberg Finance L.P.
Satu-satunya kejutan negatif dari laporan Alphabet adalah soal belanja modal (Capex). Proyeksi Capex untuk tahun fiskal penuh dinaikkan menjadi USD 85 miliar (dari USD 75 miliar sebelumnya). Bukan hanya pasar tidak memperkirakan kenaikan ini, melainkan justru mengantisipasi penurunan ke level USD 73 miliar. Belanja modal di Q2 sendiri mencapai USD 22,45 miliar (+70% YoY), mengindikasikan bahwa Alphabet harus membayar semakin mahal untuk terus bersaing dalam perlombaan teknologi terbaru.