- Kekhawatiran pertumbuhan global muncul kembali, menekan saham dan komoditas.
- AS dan China saling meningkatkan retorika dagang, jelang pertemuan Trump–Xi.
- Harga energi dan logam turun tajam akibat kekhawatiran permintaan global.
- Imbal hasil obligasi turun, terutama Gilt Inggris, karena investor mencari aset aman.
- Data pekerjaan Inggris picu ekspektasi pemangkasan suku bunga 2026.
- Earnings bank AS berpotensi memulihkan sentimen pasar.
- Level kunci S&P 500: 6.538 — di bawahnya bisa sinyalkan momentum bearish.
- Kekhawatiran pertumbuhan global muncul kembali, menekan saham dan komoditas.
- AS dan China saling meningkatkan retorika dagang, jelang pertemuan Trump–Xi.
- Harga energi dan logam turun tajam akibat kekhawatiran permintaan global.
- Imbal hasil obligasi turun, terutama Gilt Inggris, karena investor mencari aset aman.
- Data pekerjaan Inggris picu ekspektasi pemangkasan suku bunga 2026.
- Earnings bank AS berpotensi memulihkan sentimen pasar.
- Level kunci S&P 500: 6.538 — di bawahnya bisa sinyalkan momentum bearish.
Ada aroma risk aversion yang melanda pasar keuangan global hari ini. Seiring memasuki pertengahan Oktober, tren kenaikan pasar saham global tampak mulai kehilangan tenaga.
Kekhawatiran Pertumbuhan Muncul Kembali
Setelah sempat rebound pada hari Senin, saham Eropa kembali turun tajam pagi ini. Eurostoxx 50 melemah hampir 1%, dipimpin oleh sektor industri, keuangan, dan teknologi.
FTSE 100 juga mengalami aksi jual besar di sektor material dan energi. Kondisi ini menunjukkan kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi, yang menahan laju pemulihan saham.
AS dan China Saling Tingkatkan Retorika Dagang
Kekhawatiran tersebut dipicu oleh komentar Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang menuduh China berusaha melemahkan ekonomi global melalui pembatasan ekspor logam tanah jarang. Ia menyebut langkah itu sebagai tanda kelemahan ekonomi China, yang dapat memperlambat ekonomi dunia.
Arah Perang Dagang Berikutnya?
Sebagai respons, Beijing menyiapkan langkah balasan terhadap AS, menambah ketegangan menjelang pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi dua minggu mendatang di Korea Selatan. Menjelang pertemuan itu, kedua pihak diperkirakan akan meningkatkan retorika politik untuk memperkuat posisi tawar. Ini bisa meningkatkan volatilitas aset berisiko dalam beberapa hari ke depan. Namun, sebagian investor masih berharap tercapainya kesepakatan perdagangan, yang berpotensi memicu reli besar menjelang akhir kuartal IV.
Komoditas Tertekan
Ketegangan tersebut memicu penurunan luas di harga energi. Minyak Brent turun lebih dari 1,6% ke bawah $63 per barel. Gas alam dan minyak pemanas juga melemah. Bijih besi turun 1,3% karena kekhawatiran kelebihan pasokan dari China di tengah perlambatan global.
Imbal Hasil Obligasi Turun, Gilt Inggris Pimpin Penurunan
Aksi jual di saham dan komoditas menjadi tanda jelas risk aversion. Uang berpindah ke obligasi pemerintah, membuat yield global turun. Obligasi Inggris (Gilt) memimpin penurunan, dengan yield 10 tahun turun 5 bps setelah data tenaga kerja menunjukkan pasar kerja melemah. Tingkat pengangguran naik ke 4,8%, dan terjadi penurunan 10.000 pekerjaan pada September, meskipun revisi Agustus menunjukkan kenaikan yang menetralkan dampak negatif. Pertumbuhan upah melambat, dan penjualan ritel lebih lemah dari ekspektasi (2% vs 2,5%).
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Inggris 2026 Meningkat
Data ekonomi tersebut menunjukkan:1️, Pasar tenaga kerja terus melemah, dengan pengangguran naik perlahan, dan 2️, Penjualan ritel berpotensi menurun ke depan. Akibatnya, pasar kini memperkirakan lebih dari satu pemangkasan suku bunga BoE pada Maret 2026.
Ekspektasi suku bunga akhir 2025 juga turun 3 bps ke 3,86%. Meski begitu, BoE kemungkinan masih berhati-hati, karena pertumbuhan upah masih di atas 4%.
Bisakah Earnings Bank AS Pulihkan Sentimen?
Fokus hari ini akan beralih ke laporan keuangan bank-bank AS, yang menjadi barometer penting kondisi ekonomi AS di tengah keterlambatan data makro akibat shutdown. Jika hasilnya kuat, earnings ini bisa memulihkan kepercayaan investor dan membalikkan tekanan pasar.
Level Kunci S&P 500 untuk Diperhatikan
Apabila saham AS kembali terkoreksi hari ini, pasar akan fokus pada rata-rata pergerakan 50 hari S&P 500 di level 6.538. Level ini telah berfungsi sebagai support penting sejak April. Jika ditembus ke bawah, itu bisa menandai berakhirnya momentum kenaikan jangka pendek.
Chart 1: S&P 500, with simple moving averages

Source: XTB and Bloomberg
Risk sentiment picks up as LVMH pops higher
Morning Wrap: Powell Dovish, Dolar Melemah, Emas Rekor Lagi (15.10.2025)
Daily Summary: Powell Angkat Pasar! Saham AS Rebound, EURUSD Menguat 📈
Earnings Bank AS Tak Dongkrak Sentimen Pasar 📉