Trump Serang Powell, Yield Obligasi Naik, Nasdaq Catat Rekor Baru

21.46 12 Agustus 2025

Presiden AS Donald Trump kembali melancarkan kritik terbuka terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Pada Selasa pagi, Trump menuntut Powell — yang ia sebut “terlambat” — untuk segera menurunkan suku bunga AS. Seperti biasa, ketika kepala negara menyerukan penurunan biaya pinjaman, dampaknya justru berlawanan, dengan yield obligasi AS naik akibat komentarnya.

 

Mulai berinvestasi sekarang atau coba demo

Buat Akun DOWNLOAD APLIKASI SELULER DOWNLOAD APLIKASI SELULER

Yield Inggris Naik, Harapan Pemangkasan Suku Bunga Memudar

Yield obligasi pemerintah AS naik lebih lambat dibandingkan yield Eropa, yang melonjak pada Selasa. Yield obligasi 10 tahun Inggris naik 6 basis poin, seiring yield Eropa yang juga meningkat. Lonjakan yield Eropa ini bertepatan dengan rilis data pasar tenaga kerja Inggris yang menunjukkan pertumbuhan upah yang tetap tinggi dan perlambatan laju kehilangan pekerjaan dalam beberapa bulan terakhir. Harapan akan pemangkasan suku bunga di Inggris kini memudar, dengan proyeksi kurang dari satu kali pemangkasan hingga akhir tahun dan hanya 40% peluang untuk pemangkasan pada November.

 

Risiko Politik AS Meningkat

Komentar pedas Presiden terhadap Ketua The Fed berpotensi mempertahankan suku bunga AS tetap tinggi dalam jangka pendek, karena meningkatkan risiko campur tangan politik. Gagal memecat Powell, Trump kini mempertimbangkan untuk menuntutnya atas tuduhan “pekerjaan buruk dan sangat tidak kompeten” dalam mengelola proyek pembangunan di Federal Reserve. Powell kini menjadi target langsung Trump, dan kemungkinan akan terus ditekan hingga ia melakukan pemangkasan suku bunga signifikan.

 

Inflasi Tarif Impor Tak Terlihat pada Juli

Data CPI AS menunjukkan hasil beragam. Laju inflasi utama tetap di 2,7%, sementara inflasi inti naik dari 2,9% menjadi 3,1%, didorong oleh kenaikan biaya hunian, tiket pesawat, dan layanan medis — faktor yang tidak terkait tarif.

Hal ini meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, dengan peluang penurunan pada September naik menjadi 96% menurut Fed Fund Futures. Namun, ekspektasi ini hanya sedikit menekan yield, karena investor tetap memasukkan “premi risiko politik” dalam perhitungannya.

 

Nasdaq Catat Rekor Baru

Untuk saat ini, obligasi Inggris menjadi yang paling banyak dilepas, dengan yield Gilt naik lebih cepat dibandingkan yield Eropa dan AS. Kenaikan yield global hanya memberi dampak ringan pada pasar saham. Indeks Eropa bergerak sedikit melemah, dengan sektor teknologi dan real estat menjadi yang paling tertekan akibat kenaikan yield.

Saham AS justru mampu melanjutkan penguatan, dengan Nasdaq mencatat rekor intraday baru pada Selasa sore. Hal ini terjadi meski saham Nvidia dan AMD masih tertekan akibat kesepakatan kontroversial dengan Gedung Putih untuk menyerahkan 15% laba dari penjualan chip H20 ke China.

Menjelang akhir hari, fokus investor tertuju pada pasar obligasi untuk melihat apakah yield akan terus naik dan berpotensi menggerus sentimen pasar saham. Untuk saat ini, saham AS tetap tangguh di tengah tekanan yield.

Bagikan:
Kembali

Bergabunglah dengan lebih dari 1.700.000 investor XTB dari seluruh dunia

Instrumen keuangan yang kami tawarkan, khususnya derivatif, berisiko tinggi. Saham Fraksional (FS) merupakan hak fidusia yang diperoleh dari XTB atas bagian saham fraksional dan ETF. FS bukanlah instrumen keuangan yang terpisah. Hak korporasi yang terbatas dikaitkan dengan FS.
PT XTB Indonesia Berjangka berizin dari BAPPEBTI dan diawasi oleh OJK
Instrumen keuangan yang kami tawarkan, khususnya derivatif, berisiko tinggi. Saham Fraksional (FS) merupakan hak fidusia yang diperoleh dari XTB atas bagian saham fraksional dan ETF. FS bukanlah instrumen keuangan yang terpisah. Hak korporasi yang terbatas dikaitkan dengan FS.
PT XTB Indonesia Berjangka berizin dari BAPPEBTI dan diawasi oleh OJK