- Volume penjualan Coca-Cola kemungkinan kembali turun pada Q3.
- Kekuatan harga di pasar maju dan pertumbuhan volume di negara berkembang menjadi faktor utama kinerja.
- Volume penjualan Coca-Cola kemungkinan kembali turun pada Q3.
- Kekuatan harga di pasar maju dan pertumbuhan volume di negara berkembang menjadi faktor utama kinerja.
Coca-Cola akan merilis laporan keuangan kuartal ketiga sebelum pembukaan pasar AS hari ini. Pada kuartal sebelumnya, perusahaan mencatat penurunan ringan dalam volume penjualan, namun berhasil mengimbangi dengan kenaikan harga jual. Investor kini akan memusatkan perhatian pada dua hal: strategi harga dan kinerja volume penjualan di tengah fluktuasi mata uang global.

Apa yang diharapkan pasar dari hasil kuartal ketiga 2025 Coca-Cola?
- Pendapatan: $12.4 miliar, naik 4.2% dibanding tahun lalu
- EBIT: diprediksikan $3.87 miliar, meningkat 5.4% dibanding periode yang sama tahun lalu
- Laba per saham (EPS): diestimasi 0.78%, atau naik 1.3% secara tahunan
Pasar memperkirakan pendapatan Coca-Cola mencapai $12.4 miliar, naik 4.2% dibanding tahun lalu.
Namun, tekanan volume penjualan diperkirakan masih berlanjut, terutama di wilayah Asia-Pasifik (APAC), yang mencatat penurunan 5% pada kuartal kedua. Manajemen juga telah memperingatkan bahwa tren tersebut kemungkinan masih berlanjut dalam waktu dekat.
Perusahaan diperkirakan akan mengonfirmasi panduan pertumbuhan tahunan (full-year guidance) sebesar 5–6% pertumbuhan organik YoY. Namun, fluktuasi mata uang asing diperkirakan akan menekan pendapatan bersih dan laba per saham (EPS), yang hanya tumbuh 1.3% pada Q3 akibat biaya lindung nilai (hedging).
Coca-Cola terus memperkuat koordinasi antara perusahaan induk dan mitra pembotolan (bottlers) untuk menciptakan efisiensi operasional dan ekonomi skala (economies of scale). Upaya ini akan semakin terlihat ketika volume penjualan mulai meningkat kembali. Fokus pertumbuhan jangka panjang tetap diarahkan ke pasar negara berkembang, yang memiliki populasi besar dan potensi konsumsi tinggi. Sebaliknya, di pasar maju seperti AS dan Eropa, pertumbuhan melalui volume akan sulit dicapai karena pangsa pasar yang sudah tinggi. Oleh karena itu, strategi harga menjadi kunci — kombinasi antara kenaikan harga moderat di negara maju dan peningkatan volume di negara berkembang menjadi resep utama pertumbuhan Coca-Cola.
Saham Coca-Cola naik 10% pada tahun 2025.
Source: xStation5
Netflix Akuisisi Warner Bros: Dampaknya bagi Streaming & Pasar
US Open: Indeks AS Menguat Setelah Data PCE, Saham Semikonduktor Naik 🗽
Dollar General: Lonjakan Dua Digit Setelah Laporan Keuangan Kuat
Meta Kembali Jadi Sorotan: Pemangkasan Metaverse, Tekanan AI, dan Risiko Denda UE