S&P 500 Melemah: September Effect Tekan Saham AS
Pasar saham AS memerah hari ini dengan volatilitas meningkat, karena investor khawatir ‘September effect’ mulai menekan pasar.
S&P 500 turun lebih dari 1%, dengan pelemahan luas di semua sektor pada Kamis. Penurunan dipimpin sektor keuangan, industri, dan teknologi.
Mulai berinvestasi sekarang atau coba demo
Buat Akun DOWNLOAD APLIKASI SELULER DOWNLOAD APLIKASI SELULERHanya 48 saham yang menguat, termasuk PepsiCo setelah kabar investor aktivis Elliott mengakumulasi saham senilai $4 miliar untuk mendorong perubahan strategis. Sementara itu, saham terlemah antara lain Goldman Sachs, Kraft Heinz, dan Constellation Brands.
September secara historis memang bulan lemah bagi saham, dengan rata-rata penurunan 4,17% dalam 5 tahun terakhir. Karena itu, aksi jual kali ini bisa jadi dipicu faktor musiman, tanpa ada pemicu tunggal yang mendorong investor ke aset aman seperti emas dan dolar.
Mengapa Aksi Jual Bisa Terbatas
Indeks volatilitas VIX, meski melonjak pada Selasa, masih di bawah level 20. Selain itu, penjualan obligasi juga terjadi luas, dengan imbal hasil naik di AS dan Eropa. Ini mengindikasikan lonjakan volatilitas saat ini bisa bersifat sementara, seiring pasar bersiap menghadapi pekan penuh tantangan: drama politik di Prancis dan Inggris, serta dampak lanjutan dari tarif Trump dan perseteruan Presiden dengan The Fed.
Secara teknikal, S&P 500 menguji level 6.400. Jika aksi jual berlanjut, support kuat berada di 6.324, yang merupakan 50-day moving average. Selama harga bertahan di atas level ini, momentum bisa tetap ke atas, namun penembusan di bawahnya bisa menjadi sinyal pelemahan lebih lanjut.
Psikologi Pasar Bisa Jadi Pemicu
Masalah terbesar pasar saat ini adalah faktor psikologis. Setelah musim earnings kuat dan revisi naik mendorong reli saham di Agustus, kini tidak banyak katalis konkret untuk mendorong kenaikan lebih lanjut. Akibatnya, pasar bisa lebih fokus pada risiko yang ada di depan.
Karena itu, investor perlu bersiap menghadapi beberapa pekan berat — hal yang lazim terjadi pada perilaku pasar di bulan September.
Chart 1: Grafik candlestick 12 bulan S&P 500 dengan moving averages

Sumber: XTB and Bloomberg