- Indeks saham AS melonjak didorong harapan gencatan senjata perdagangan China-AS.
- AUD menjadi mata uang terkuat di G10 hari ini, berkat lonjakan selera risiko dan sikap hawkish RBA.
- Emas dan perak terus mengalami penurunan.
- Indeks saham AS melonjak didorong harapan gencatan senjata perdagangan China-AS.
- AUD menjadi mata uang terkuat di G10 hari ini, berkat lonjakan selera risiko dan sikap hawkish RBA.
- Emas dan perak terus mengalami penurunan.
-
Wall Street menutup sesi perdagangan hari ini di zona hijau, didorong oleh meningkatnya selera risiko dan harapan tercapainya kesepakatan dagang AS–China. Indeks Nasdaq mencatat kenaikan terbesar sebesar +1,7%, didukung euforia di saham teknologi, diikuti oleh S&P 500 (+1%), DJIA (+0,5%), dan Russell 2000 (+0,25%).
-
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dilaporkan berbicara dengan Menlu China Wang Yi mengenai rencana pertemuan Trump–Xi Jinping di Korea Selatan. Panggilan ini dilakukan setelah negosiasi perdagangan akhir pekan di Malaysia, yang membahas ketegangan seputar ekspor rare earths dan biaya pelabuhan AS untuk kapal-kapal China.
-
Saham Qualcomm (QCOM.US) melonjak hingga 20% (saat ini: +12%) setelah mengumumkan chip seri AI200 dan AI250 yang dirancang khusus untuk pelatihan AI (AI training).
-
Produk baru ini memungkinkan penggunaan fleksibel — baik secara individu maupun dalam konfigurasi server lengkap — menjadikan Qualcomm pesaing langsung bagi Nvidia dan AMD di pasar pusat data (data center).
-
Optimisme juga terlihat di sesi Eropa.
-
Indeks EU50 naik 0,74%, dipimpin oleh Madrid (SPA35: +1%) dan Milan (ITA40: +1,2%).
-
Jerman’s DAX (+0,4%), Prancis’s CAC40 (+0,3%), dan Inggris’s FTSE 100 (+0,2%) juga ditutup menguat.
-
Di pasar valuta asing, dolar AS bergerak datar, namun mata uang pasar berkembang (emerging markets) menguat: USDBRL: -0,4%, USDCNH: -0,15%, USDPLN: -0,3%. Di antara mata uang G10, dolar Australia (AUDUSD) menjadi yang terkuat (+0,3%), sementara EURAUD melemah -0,25%.
-
Kenaikan AUD terkait erat dengan sentimen positif ekonomi China dan didukung oleh komentar hawkish Gubernur RBA Michele Bullock, yang menyebutkan bahwa kenaikan tingkat pengangguran Australia masih dalam batas perkiraan.
-
Selera risiko yang meningkat menekan harga logam mulia. Emas turun 1,8% ke $4.009 per ons, sempat menyentuh di bawah level psikologis $4.000. Perak turun 3% ke $46,96 per ons.
-
Harga minyak Brent turun 0,5% dan WTI turun 1,2%, tertekan menjelang pertemuan OPEC+, di mana kartel diperkirakan akan menambah produksi sebesar 137.000 barel per hari.
-
Penurunan juga dipicu oleh harapan kesepakatan dagang AS–China–India yang dapat melonggarkan kondisi suplai global.
-
Pasar kripto mencerminkan optimisme serupa: Bitcoin naik 0,6% ke $115.500, Ethereum naik 1,15% ke $4.217, Solana (+0,6%), Ripple (+1,1%), dan Polygon (+0,25%) juga menguat. Penurunan hanya terlihat pada token berkapitalisasi kecil.
Morning wrap: Fokus pada Kesepakatan AS–China (27.10.2025)
Wall Street Naik Setelah CPI Turun & Data Ekonomi Positif
Procter & Gamble Catat Kenaikan Laba & Penjualan Stabil di Q1FY2026
“Mad Max” Mode: Tesla Kembali Disorot Regulator AS