- Tesla telah meluncurkan mode FSD baru bernama “Mad Max”
- Kinerja sistem tersebut segera menarik perhatian negatif dari regulator
- Harga saham turun lebih dari 2%
- Keputusan yang membingungkan setelah laporan kinerja yang mengecewakan
- Tesla telah meluncurkan mode FSD baru bernama “Mad Max”
- Kinerja sistem tersebut segera menarik perhatian negatif dari regulator
- Harga saham turun lebih dari 2%
- Keputusan yang membingungkan setelah laporan kinerja yang mengecewakan
Tesla terus bereksperimen dengan perangkat lunak mobilnya, dan pembaruan terbaru menarik perhatian NHTSA, lembaga federal AS yang bertanggung jawab atas keselamatan lalu lintas. Reaksi pasar saham terbilang dingin. Harga saham Tesla turun lebih dari 2% hari ini, meskipun kondisi makroekonomi mendukung. Ini menunjukkan bahwa risiko regulasi mulai menekan sentimen investor.
Perusahaan memperkenalkan mode mengemudi otonom baru dengan nama yang mengkhawatirkan: “Mad Max.” Nama tersebut merujuk pada film aksi penuh kejar-kejaran — yang mungkin terdengar menarik, namun menjadi kontroversial karena Tesla adalah produsen mobil, bukan studio film. Deskripsi resmi menyebutkan mode ini “mempertahankan kecepatan tinggi dan lebih sering berpindah jalur.” Namun, laporan pengguna dan media menunjukkan bahwa mobil dalam mode ini cenderung mengabaikan batas kecepatan jalan raya. Hal ini segera menarik perhatian regulator, yang meminta Tesla memberikan penjelasan rinci sebagai bagian dari penyelidikan lebih luas terkait sistem FSD (Full Self-Driving).
Regulator federal telah lama mengenal Tesla dan CEO-nya, Elon Musk, akibat berbagai penyelidikan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun Musk pernah berusaha memengaruhi lembaga pemerintah saat ia memiliki posisi informal dalam pemerintahan sebelumnya, NHTSA tetap melanjutkan sejumlah kasus terhadap Tesla. Kini, daftar penyelidikan bertambah. Jika lembaga tersebut menyimpulkan bahwa perusahaan sengaja melanggar aturan atau membahayakan keselamatan pengguna jalan, Tesla berpotensi menghadapi konsekuensi hukum serius.
Saat ini, NHTSA tengah menganalisis perilaku sistem bantuan pengemudi pada jutaan kendaraan Tesla, termasuk laporan pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan. Lingkungan hukum yang menantang ini semakin diperparah oleh putusan pengadilan di Florida pada Agustus, yang mewajibkan Tesla membayar lebih dari USD 240 juta dalam kasus terkait fitur Autopilot. Setiap laporan baru yang diterima NHTSA dapat meningkatkan kemungkinan biaya hukum tambahan dan perubahan desain produk.
Waktu perilisan pembaruan perangkat lunak ini menimbulkan tanda tanya, karena Tesla baru saja merilis laporan keuangan kuartal ketiga. Meskipun pendapatan terbilang solid dan portofolio bisnis semakin terdiversifikasi, hasil tersebut diterima dengan reaksi pasar yang datar. Pertanyaan utama kini adalah: Apakah margin keuntungan Tesla yang terus menurun masih mampu menanggung potensi denda dan gugatan bernilai jutaan dolar?
Waktu yang akan menjawab seberapa besar kesabaran yang tersisa di antara regulator dan investor. Namun yang jelas, keputusan-keputusan seperti ini meningkatkan tekanan terhadap valuasi saham Tesla dan menjadi risiko penting yang harus dipertimbangkan investor.
TSLA.US (D1)
Sumber: xStation5
IBM Earnings: Pertumbuhan Melambat & Panduan Lemah Tekan Saham 7%
Google Quantum Echoes: Terobosan Komputasi Kuantum yang Mengubah Peta Teknologi
IBM Earnings Preview (22.10.2025): Akankah Sang Legenda IT Penuhi Ekspektasi?
US Open: Musim ‘Meme Stock’ Dimulai? Beyond Meat Naik 1.000%