- Komentar dovish Jerome Powell memicu optimisme bahwa Quantitative Tightening akan segera berakhir.
- Laba bank besar seperti Morgan Stanley dan Bank of America menguatkan reli pasar.
- Emas capai rekor baru di atas $4.200, sementara minyak WTI terus melemah.
- Stabilisasi politik di Prancis dan kenaikan inflasi Eropa mendukung penguatan euro.
- Saham teknologi dan semikonduktor seperti ASML ikut menopang sentimen positif pasar global.
- Komentar dovish Jerome Powell memicu optimisme bahwa Quantitative Tightening akan segera berakhir.
- Laba bank besar seperti Morgan Stanley dan Bank of America menguatkan reli pasar.
- Emas capai rekor baru di atas $4.200, sementara minyak WTI terus melemah.
- Stabilisasi politik di Prancis dan kenaikan inflasi Eropa mendukung penguatan euro.
- Saham teknologi dan semikonduktor seperti ASML ikut menopang sentimen positif pasar global.
-
Kerugian di Wall Street kemarin berhasil terhapus setelah Jerome Powell memberi sinyal kemungkinan akhir dari pengetatan neraca (Quantitative Tightening) dalam waktu dekat.
-
Ia menekankan bahwa perlambatan tajam dalam perekrutan tenaga kerja menjadi risiko nyata bagi ekonomi AS, sekaligus membuka ruang untuk pemangkasan suku bunga lanjutan. Namun, Powell juga menegaskan bahwa fundamental ekonomi AS tetap stabil.
-
Indeks US100 menembus 25.000 poin, naik 0,6%, sementara US500 menguat 0,35%.
-
Dipimpin oleh hasil kuat sektor perbankan, terutama dari aktivitas trading dan investment banking.
-
Morgan Stanley melampaui ekspektasi dengan EPS $2,80 vs $2,09, membuat sahamnya naik 5,5%.
-
Bank of America juga mencatat hasil lebih baik (EPS $1,06 vs $0,95) dengan saham naik 4%.
-
Di Eropa, bursa menguat tajam — CAC40 melonjak hampir 2% karena stabilitas politik di Prancis.
-
Raksasa luxury LVMH melaporkan pendapatan $18,28 miliar, menghentikan tren penurunan laba dengan pertumbuhan penjualan tak terduga di AS dan Asia; sahamnya naik hingga 13%.
-
Sementara itu, ASML mencatat hasil solid dan pandangan optimistis, mendorong saham naik 2,6%.
-
Harga emas menembus rekor baru di atas $4.200 per ounce, naik 60% sepanjang tahun, menimbulkan kekhawatiran akan potensi gelembung spekulatif.
-
Minyak WTI turun di bawah $58 per barel, dipengaruhi proyeksi surplus pasokan ekstrem lebih dari 4 juta barel per hari tahun depan.
-
Indeks NY Empire State menunjukkan kejutan positif di 10,7 (vs ekspektasi −1,4).
-
Inflasi Prancis dan Spanyol naik sesuai perkiraan, mengurangi tekanan bagi ECB untuk memangkas suku bunga lebih lanjut tahun ini. Euro menguat terhadap dolar.
-
Di sisi komoditas, harga kakao stabil di atas $5.800, sementara data grind Eropa dan Asia yang akan dirilis besok diperkirakan menentukan arah selanjutnya.
-
Dari The Fed, Miran menyebut produktivitas yang didorong AI bisa memungkinkan suku bunga turun ke tingkat netral, sedangkan Waller memperingatkan potensi dampak AI terhadap pasar tenaga kerja.
-
CPI Tiongkok turun 0,3% MoM, menunjukkan lemahnya permintaan domestik, namun core CPI naik 1%, tertinggi sejak Februari 2024.
-
Di Polandia, inflasi stabil di 2,9% YoY, menjaga peluang pemangkasan suku bunga tahun ini tetap terbuka.
-
Bitcoin turun ke $110.000.
-
Sementara pasar menantikan hasil kuartalan TSMC yang akan dirilis besok, dengan ekspektasi kuartal terbaik sebelum potensi stabilisasi.
Daily Summary: Wall Street Coba Hentikan Aksi Jual 📉 Emas Turun 1.8%, Bitcoin Anjlok 4.5%
US Earnings Season Summary 🗽 Laba Perusahaan AS Masih Kuat Menurut FactSet
3 Pasar yang Wajib Dipantau Pekan Ini 🔍
US Open: US100 Rebound 🗽 Micron Dekati Rekor Tertinggi 📈