- Inflasi Jepang tetap tinggi di 2.9% YoY, menekan BoJ untuk menunda kenaikan suku bunga.
- JPY menjadi mata uang G10 terlemah hari ini.
- PMI manufaktur Australia turun ke 49.7, menandakan kontraksi ringan.
- Trump menyatakan “akhir” dari semua pembicaraan perdagangan dengan Kanada.
- Inflasi Jepang tetap tinggi di 2.9% YoY, menekan BoJ untuk menunda kenaikan suku bunga.
- JPY menjadi mata uang G10 terlemah hari ini.
- PMI manufaktur Australia turun ke 49.7, menandakan kontraksi ringan.
- Trump menyatakan “akhir” dari semua pembicaraan perdagangan dengan Kanada.
-
Setelah sesi perdagangan AS berakhir, Donald Trump menyatakan bahwa “aksi darat di Venezuela akan segera terjadi,” tanpa memberikan penjelasan tambahan kepada media. Jika pernyataan ini mengisyaratkan kemungkinan intervensi militer, arus dana ke aset safe haven seperti emas, obligasi AS, dan yen Jepang berpotensi melonjak tajam.
-
Trump juga mengumumkan “akhir dari seluruh pembicaraan perdagangan dengan Kanada,” merujuk pada iklan bertajuk “Reagan Tariffs.”
-
Sementara itu, Kanada menurunkan batas impor bebas bea untuk Stellantis (−50%) dan GM (−24,2%) guna mendorong investasi domestik yang lebih besar.
-
Reaksi pasangan USDCAD sejauh ini masih terbatas.
-
Pada September, inflasi Jepang tetap tinggi di 2,9% YoY, dengan inflasi inti di 2,9% dan core-core di 3,0%. Harga barang naik 4,2% YoY, sementara jasa hanya meningkat 1,4%. Lambatnya kenaikan harga jasa menurunkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih cepat oleh Bank of Japan (BoJ), sehingga terus menekan nilai yen.
-
JPY menjadi mata uang G10 terlemah hari ini, melemah sekitar 0,20–0,40% terhadap mata uang utama lainnya, sementara USDJPY naik 0,30%.
-
Data CPI yang campuran — harga barang tetap tinggi, tetapi jasa melambat — memberi alasan bagi BoJ untuk menunda pengetatan kebijakan, dan pasar kini menilai tekanan untuk menaikkan suku bunga semakin berkurang.
-
Menteri Keuangan Katayama menyatakan bahwa kebijakan BoJ harus sejalan dengan sikap pemerintah, menekankan pentingnya pendekatan akomodatif Gubernur Ueda. Ia telah bertemu dengan Menteri Keuangan AS Bessent dan dijadwalkan bertemu lagi dengan Bessent dan Trump minggu depan.
-
Sementara itu, Takaichi mengumumkan kebijakan fiskal yang “bertanggung jawab namun proaktif,” dengan fokus utama pada pertumbuhan ekonomi sebelum konsolidasi fiskal.
-
PMI manufaktur Jepang awal Oktober turun ke 48.3, level terendah dalam 19 bulan, menandai kontraksi selama empat bulan berturut-turut.
-
PMI jasa turun ke 52.4, dan PMI komposit melemah ke 50.9, mendekati ambang batas pertumbuhan nol.
-
Di Australia, PMI manufaktur awal turun ke 49.7 (dari 51.4), menandakan perlambatan aktivitas industri, sementara PMI jasa naik ke 53.1, mendorong komposit ke 52.6.
-
Data yang beragam ini membuat RBA tetap berhati-hati dan mempertahankan pendekatan bergantung pada data ekonomi (data-dependent stance).
-
Di China, otoritas berjanji meningkatkan dukungan terhadap konsumsi domestik. Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) mengumumkan lelang proyek besar senilai lebih dari ¥5 triliun, terutama untuk infrastruktur jaringan pipa bawah tanah — langkah yang bertujuan menstabilkan pertumbuhan dan mendorong investasi baru.
Morning Wrap (28.10.2025): Wall Street Naik, Fokus ke Keputusan The Fed
Kalender Ekonomi: Keputusan Suku Bunga The Fed pada Rabu
Morning wrap: Fokus pada Kesepakatan AS–China (27.10.2025)
Wall Street Naik Setelah CPI Turun & Data Ekonomi Positif