Sore ini, para pemimpin Kongres akan bertemu dengan Presiden AS untuk mencoba menghindari government shutdown. Shutdown terjadi ketika anggota parlemen gagal meloloskan RUU pendanaan yang membiayai operasi federal tepat waktu.
Apa itu Government Shutdown?
Meski kadang dikaitkan dengan debt ceiling, shutdown sebenarnya masalah otorisasi belanja jangka pendek: dana ada, tapi secara hukum tidak bisa digunakan karena Kongres belum mengesahkan RUU anggaran atau resolusi sementara.
Dengan dua kamar yang terbelah dan sangat terpolarisasi, ancaman shutdown menjadi fitur berulang dalam pertempuran anggaran Washington. Kebuntuan pada 2018 di masa jabatan pertama Trump menghasilkan shutdown 34 hari, terpanjang dalam sejarah modern. Saat itu, sekitar 800.000 dari 2,1 juta pegawai federal tidak digaji, menciptakan ketidakpastian besar — setara seperempat hingga sepertiga total pegawai publik.
Jika tidak ada kesepakatan, banyak sektor dan lembaga pemerintah akan kehilangan pendanaan dan terpaksa menangguhkan fungsi non-esensial. Kali ini, dampaknya bisa lebih parah karena Gedung Putih mengancam adanya PHK permanen jika shutdown terjadi.
Apa Penyebab Pertarungan Kali Ini?
Tahun fiskal baru pemerintah dimulai pada 1 Oktober, dan Kongres belum menyepakati RUU pendanaan jangka pendek.
Donald Trump membatalkan pembicaraan dengan pemimpin Demokrat awal pekan ini, menyebut pertemuan informal tidak akan “produktif” dan menilai tuntutan mereka “tidak serius.” Langkah ini membuat Demokrat marah. Senator Chuck Schumer dan Hakeem Jeffries menyalahkan Trump dan Partai Republik yang menguasai Kongres atas potensi shutdown.
Demokrat menuntut perpanjangan subsidi yang membatasi biaya asuransi kesehatan dalam Affordable Care Act, yang akan segera berakhir. Kebijakan ini sebelumnya termasuk dalam pemotongan Medicaid yang disahkan lewat One Big Beautiful Bill Trump awal tahun ini.
Apa yang Terjadi Saat Shutdown?
Beberapa konsekuensi utama shutdown:
-
Penangguhan aktivitas yang dianggap “non-esensial.”
-
Sekitar 800.000 pegawai federal bisa dirumahkan tanpa gaji atau dipaksa tetap bekerja tanpa gaji.
-
Layanan penting (keamanan nasional, kontrol lalu lintas udara, operasi militer, pembayaran utang, dan jaminan sosial) tetap berjalan.
-
Taman nasional, museum, kantor administrasi, dan proses seperti visa atau izin bisa dihentikan atau tertunda.
Dampak ke Pasar Keuangan
Sejauh ini, pasar relatif tenang menghadapi risiko shutdown 1 Oktober, meski probabilitasnya terus naik.
Menurut Polymarket, ada 72% peluang shutdown terjadi sebelum 31 Desember karena kurangnya kesepakatan anggaran, dengan probabilitas 67% shutdown mulai 1 Oktober.
Dampak pasar paling signifikan adalah penangguhan rilis data ekonomi pemerintah. Mulai Rabu pagi, tidak akan ada data baru dipublikasikan, termasuk laporan pengangguran dan NFP September.
Bagi saham, dampak awal shutdown cenderung minim — meski bergantung pada durasinya.
Secara historis sejak 1975, untuk shutdown lebih dari 3 hari, S&P 500 rata-rata naik 1,7% dalam 50 hari setelah shutdown, dengan volatilitas rendah. Untuk semua shutdown (berapapun durasinya), rata-rata kenaikan 2,2%.
Kinerja S&P 500 selama Government Shutdowns – Sumber: XTB
Sejauh ini, dolar AS kembali menjadi aset yang paling tertekan — sesuatu yang berulang sepanjang tahun setiap kali terjadi episode politik — didorong oleh ketidakpastian. Pagi ini, pola yang sama kembali terlihat menjelang pertemuan antara pemimpin Kongres AS dan Presiden Donald Trump.
Kinerja Emas
Dolar yang melemah memberi dukungan baru bagi emas, di atas reli tahunan yang dipicu stimulus moneter & fiskal, ekspektasi inflasi, serangan Trump pada independensi The Fed, serta permintaan bank sentral (terutama Tiongkok).
Sejak 1975, emas rata-rata naik 3% dalam 50 hari setelah shutdown.
Kinerja emas selama Government Shutdowns – Sumber: XTB
Tahun ini, emas sudah naik 45%. Harga berada di jalur menutup kuartal positif ketiga berturut-turut, dengan kepemilikan ETF emas di level tertinggi sejak 2022.
Grafik Gold D1 Interval – Sumber: xStation
Economic Calendar: Fokus pada Data Kanada & Pidato The Fed
Morning wrap (07.11.2025)
Daily Summary: Sentimen Wall Street Melemah, Dolar AS Turun dari Puncak
Data ISM Jasa AS Melonjak: Tekanan Inflasi Naik, Peluang Pemangkasan The Fed Turun