- Inflasi inti diperkirakan naik 0,3% bulanan atau 3,1% tahunan, di atas target 2% The Fed.
-
Reliabilitas data bisa terganggu akibat government shutdown selama 24 hari.
-
Dampak pasar: jika inflasi melebihi 0,3%, S&P 500 bisa turun hingga 2,25%.
- Inflasi inti diperkirakan naik 0,3% bulanan atau 3,1% tahunan, di atas target 2% The Fed.
-
Reliabilitas data bisa terganggu akibat government shutdown selama 24 hari.
-
Dampak pasar: jika inflasi melebihi 0,3%, S&P 500 bisa turun hingga 2,25%.
US500 turun 0,25% menjelang rilis data inflasi September (CPI) yang akan memberikan gambaran terbaru tentang kondisi ekonomi Amerika Serikat. Data ini menjadi salah satu dari sedikit indikator ekonomi yang masih diterbitkan di tengah penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) selama 24 hari terakhir.
Penutupan ini telah menunda publikasi sebagian besar indikator ekonomi utama, namun data inflasi menjadi pengecualian. Meski laporan September diperkirakan akan dirilis tanpa hambatan besar, para analis mulai khawatir bahwa laporan bulan Oktober bisa menjadi kurang akurat karena aktivitas pengumpulan dan pemrosesan data terganggu.
Ketika terjadi shutdown selama 16 hari pada 2013, Bureau of Labor Statistics (BLS) mencatat bahwa sampel data harga yang digunakan untuk menghitung CPI hanya sekitar 75% dari jumlah normal, sehingga memunculkan kekhawatiran akan keandalan data inflasi berikutnya jika situasi berlanjut.
Ekspektasi Pasar terhadap CPI
Laporan CPI hari Jumat memiliki arti yang sangat penting bagi investor. Data ini akan menjadi salah satu dari sedikit sinyal yang jelas mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat menjelang pertemuan suku bunga berikutnya dan kemungkinan besar akan menentukan arah pasar hingga akhir tahun.
Pasar memperkirakan kenaikan 0,3% pada inflasi inti (core CPI) bulan September — komponen yang mengecualikan harga makanan dan energi yang lebih volatil — dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan, inflasi inti diperkirakan tumbuh 3,1%, sejalan dengan bulan sebelumnya, namun masih jauh di atas target 2% yang ditetapkan Federal Reserve.
Untuk CPI keseluruhan, diperkirakan juga naik menjadi 3,1% YoY. Jika angka ini terkonfirmasi, maka ini akan menjadi pertama kalinya sejak awal tahun inflasi kembali melampaui 3%, naik dari 2,9% pada bulan sebelumnya. Namun, dampak inflasi sejauh ini terlihat lebih moderat dari perkiraan, kemungkinan disebabkan oleh pengetatan margin, penumpukan stok lebih awal, dan pergeseran arus perdagangan.
Untuk bulan ini, harga mobil bekas dan biaya perumahan diperkirakan menurun. Sebelumnya, kedua komponen ini naik lebih tinggi dari perkiraan pada Agustus, terutama di kota-kota kecil di wilayah selatan AS, namun kini sudah mulai stabil. Meski demikian, kekhawatiran terbesar datang dari sektor jasa seperti biaya sewa, asuransi kendaraan, dan perbaikan mobil, meskipun harga tiket pesawat justru menurun. Menariknya, ketika situasi bisnis terlihat lebih tenang dan ketegangan dagang global — kecuali dengan China — mulai mereda, konsumen Amerika justru meningkatkan pengeluaran untuk kategori seperti perjalanan, pakaian, makanan, dan hiburan. Berbagai survei juga menunjukkan optimisme yang meningkat terhadap pendapatan dan lapangan kerja, dua faktor utama yang terus membaik secara signifikan.
Harga yang juga perlu diperhatikan meliputi energi dan bahan pangan. Pada September, harga bensin diperkirakan naik, diikuti oleh kenaikan ringan pada harga makanan.
Minyak mentah bisa menjadi faktor yang mengubah arah pasar dalam jangka pendek, mengingat dalam beberapa hari terakhir harga minyak naik dua digit akibat sanksi AS terhadap perusahaan minyak Rusia, yang berpotensi mengubah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral.

CPI AS untuk September diperkirakan meningkat menjadi 3,1% YoY, sementara inflasi inti diperkirakan tetap di 3,1% YoY. Pasar mengantisipasi kenaikan bulanan yang sedikit lebih tinggi, sehingga data ini perlu diawasi dengan ketat oleh investor. (Sumber: Bloomberg Finance LP, XTB)
Dampak Terhadap Pasar
Harga bensin sering kali memperburuk tren inflasi, sehingga inflasi inti (core inflation) dianggap sebagai ukuran yang lebih akurat untuk memproyeksikan arah inflasi ke depan. Data ini dievaluasi secara bulanan untuk melihat bagaimana kondisi ekonomi jangka pendek mungkin telah berubah. Menurut data dari JPMorgan, berikut adalah kemungkinan dampak rilis inflasi inti bulan ini terhadap indeks S&P 500 (US500):
-
Jika inflasi < 0,25%, pasar bisa naik hingga 1,5%.
-
Jika inflasi antara 0,25%–0,3%, pasar bisa naik 0,75%–1,25%.
-
Jika inflasi sesuai perkiraan (0,3%), pasar bisa naik tipis hingga 0,5%.
-
Jika inflasi > 0,3%, indeks bisa turun hingga 1,25%.
-
Jika inflasi mencapai 0,4%, penurunan bisa mencapai 2,25%.
Kemungkinan tertinggi berada pada skenario ketiga dan keempat, yang berarti bahwa selisih sekecil 0,1 poin persentase di atas atau di bawah 0,3% dapat menentukan arah pergerakan pasar keuangan.
Mengingat Federal Reserve saat ini lebih fokus pada pasar tenaga kerja, data CPI kemungkinan tidak akan terlalu memengaruhi keputusan suku bunga minggu depan, meskipun bisa menjadi faktor penting menjelang pertemuan bulan Desember. Pasar memperkirakan probabilitas 98,9% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan, dan untuk mengubah ekspektasi ini secara signifikan, pertumbuhan harga harus berada pada tingkat yang sangat tinggi secara historis.
Daily Summary: Wall Street Mengakhiri Pekan dengan Kenaikan Tenang 🗽
3 Pasar yang Perlu Dipantau Pekan Depan (05.12.2025)
US100 Menguat Setelah Data PCE 📈
Netflix Akuisisi Warner Bros: Dampaknya bagi Streaming & Pasar