- Apple mencapai rekor tertinggi berkat penjualan iPhone 17 yang kuat.
- Netflix diperkirakan catat pertumbuhan pelanggan tinggi, didorong tren K-drama global.
- Tesla bersiap rilis laporan Q3 — menjadi momen penting untuk menguji optimisme pasar.
- Apple mencapai rekor tertinggi berkat penjualan iPhone 17 yang kuat.
- Netflix diperkirakan catat pertumbuhan pelanggan tinggi, didorong tren K-drama global.
- Tesla bersiap rilis laporan Q3 — menjadi momen penting untuk menguji optimisme pasar.
Apple (AAPL.US) menjadi sorotan utama setelah sahamnya melonjak 4% dan mencapai rekor tertinggi baru pada Senin, didorong oleh penjualan iPhone 17 yang melampaui model sebelumnya hingga lebih dari 10%. Padahal, sepanjang tahun ini Apple sempat menjadi salah satu saham terlemah di antara “Magnificent 7”, namun kini berbalik menjadi pemimpin performa dalam empat minggu terakhir.
Minggu ini menjadi awal musim laporan keuangan kuartal III untuk sektor teknologi, dan hasilnya dipandang krusial bagi keberlanjutan reli “Magnificent 7” tahun ini. Dua nama besar yang menjadi fokus minggu ini adalah Tesla dan Netflix.
Analis memperkirakan laba Q3 sektor teknologi tumbuh 12% YoY, dengan pendapatan naik 14,6% untuk kelompok Magnificent 7. Meskipun sedikit melambat dibanding Q2 (yang mencatat pertumbuhan laba 26,4%), sektor ini masih menjadi penopang utama indeks saham AS di musim earnings kali ini.
Ekspektasi pasar sangat tinggi — dan banyak analis yang merevisi naik proyeksi laba dalam beberapa minggu terakhir. Namun, ketika ekspektasi tinggi, risiko kekecewaan juga meningkat: saham-saham teknologi yang gagal memenuhi target biasanya langsung dihukum pasar. Oleh karena itu, laporan Netflix nanti malam dapat menjadi “penentu arah” untuk keseluruhan musim earnings teknologi kali ini.
Netflix: Pertumbuhan Pelanggan Didorong K-Drama
Meskipun tidak termasuk dalam Magnificent 7, Netflix (NFLX.US) biasanya menjadi emiten teknologi pertama yang merilis laporan keuangan — sehingga sering menentukan sentimen awal sektor ini.
Pasar memperkirakan pendapatan Q3 sebesar $11,5 miliar dan laba bersih $3,02 miliar.
Meskipun pendapatan sedikit naik dibanding Q2, laba bersih diperkirakan sedikit turun dari $3,12 miliar. Namun, target utama Netflix tetap ambisius — pertumbuhan pendapatan 17,4% YoY.
Katalis utama? Konten populer dan strategi global K-Drama. Hits seperti K-Pop Demon Hunters, Wednesday, dan Squid Game Season 3 terus mendominasi, sementara konten live events dan olahraga membantu menopang pendapatan iklan.
Margin Q3 diperkirakan tetap tinggi di 31,5%, meski panduan untuk Q4 bisa menunjukkan sedikit tekanan akibat biaya produksi konten besar seperti Stranger Things, Knives Out, dan NFL Live Games menjelang liburan.
Selain itu, manajemen Netflix mungkin akan menepis rumor akuisisi Warner Brothers, karena model bisnis keduanya sulit disinergikan. Menjelang rilis laporan, saham Netflix sudah naik lebih dari 30% sepanjang tahun dan 2% pada hari Senin.
Jika rumor itu dibantah, saham Netflix bisa naik lebih tinggi lagi, sementara saham Warner Bros. berpotensi terkoreksi setelah reli 120% dalam enam bulan terakhir.
Tesla: Momen Uji Antusiasme Investor
Tesla juga akan merilis laporan keuangannya pada Rabu malam waktu AS, setelah penutupan pasar.
Para analis telah menaikkan proyeksi laba Tesla untuk kuartal III secara agresif setelah perusahaan melaporkan rekor pengiriman kendaraan di AS pada kuartal sebelumnya, sebagian berkat berakhirnya program kredit pajak EV dari pemerintah AS.
Pasar memperkirakan pendapatan Tesla akan mencapai $26,2 miliar dengan laba bersih sebesar $1,9 miliar — jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal II yang mencatat pendapatan $22,4 miliar dan laba bersih $1,39 miliar. Saham Tesla telah mengalami kenaikan tajam lebih dari 100% sejak April, termasuk kenaikan 5,85% hanya dalam sebulan terakhir menjelang laporan laba ini. Namun, pertanyaannya kini: apakah ini akan menjadi titik puncak bagi Tesla?
Risiko ke depan adalah penurunan pengiriman dan pendapatan pada kuartal-kuartal berikutnya, terutama setelah pemerintahan Trump memangkas subsidi mobil listrik (EV). Untuk menyeimbangkan potensi penurunan tersebut, Tesla kemungkinan akan secara resmi mengumumkan peluncuran Model Y sebelum akhir tahun. Selain itu, analis juga menantikan kabar terbaru terkait proyeksi pendapatan dari bisnis Robotaxis, yang diyakini dapat menghasilkan miliaran dolar bagi Tesla dalam dekade mendatang dan menjadi pendorong utama pertumbuhan masa depan perusahaan.
Secara keseluruhan, reaksi pasar terhadap laporan laba Tesla akan sangat bergantung pada kesabaran investor. Apakah mereka masih akan bersedia membeli saham Tesla berdasarkan janji potensi miliaran dolar dari Robotaxis di masa depan, meskipun pendapatan dan laba mungkin turun dalam beberapa bulan ke depan?
Grafik 1: Apple berusaha mengejar ketertinggalan dengan anggota lain dari Magnificent 7.
Sumber: XTB and Bloomberg
Akhir Shutdown Dorong Reli Saham, Dipimpin Teknologi
The Week Ahead
Morning Wrap (10.11.2025): Wall Street Rebound di Tengah Harapan Akhir Shutdown AS
Daily Summary: Wall Street Melemah, Shutdown Berlanjut, Kripto Rebound